Dua tahun yang lalu, Presiden Perancis Emmanuel Macron dinilai sebagai pemimpin kelompok Barat yang paling galak dalam hal mengkonfrontir Rusia seputar tindakan aneksasi Krimea dan penciptaan separatisme disertai kekerasan di kawasan Donbas di Ukraina.
Kini, dia melakukan seruan agar Rusia dikembalikan ke dalam barisan negara-negara Barat. Hari Senin (9/9), Menlu Perancis Jean-Yves Le Drian menjuluki pertukaran tawanan antara Rusia dan Ukraina sebagai sebuah jendela peluang guna mengurangi ketegangan.
BACA JUGA: Presiden Perancis: Eropa Harus Pulihkan Hubungan dengan RusiaBerbicara hanya 48 jam setelah pertukaran 70 tawanan antara Moskow dan Kyiv itu, Menlu Le Drian mengatakan, waktunya tepat untuk mengurangi suasana curiga antara Rusia dan Eropa, yang seharusnya menjadi mitra pada tingkat strategis dan ekonomi.
Didampingi oleh Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly, Le Drian mengadakan pembicaraan di Moskow minggu ini, pertama kalinya menteri senior seperti itu melawat ke ibukota Rusia sejak aneksasi Krimea dari Ukraina oleh Rusia pada 2014. Ini merupakan bagian dari upaya menyesuaikan kembali hubungan Timur – Barat. Pengusahaan detente diikhtiarkan oleh Presiden Macron pada Agustus ketika menerima Presiden Rusia Vladimir Putin di rumah peristirahatan musim panas presiden di Riviera. [jm/em]