Menteri Luar Negeri Ekuador mengatakan pendiri WikiLeaks Julian Assange telah meminta suaka politik di negara Amerika Selatan itu.
Pendiri WikiLeaks Julian Assange tetap bertahan di kedutaan Ekuador di London untuk menghindarkan ekstradisi ke Swedia dimana ia akan menghadapi interogasi mengenai tuduhan pelanggaran seksual.
Assange dalam wawancara melalui telepon dengan Radio Australia, Jumat (22/6), mengungkapkan kekhawatirannya, apabila ekstradisi terhadapnya tetap dilaksanakan, ia akan dideportasi ke Amerika Serikat untuk menghadapai kemungkinan tuduhan yang berhubungan dengan situs Internetnya.
Assange telah menimbulkan kemarahan Amerika Serikat saat ia mulai memuat ribuan dokumen rahasia Amerika dalam situs WikiLeaks-nya tahun 2010. Assange juga menuduh para pejabat di negara kelahirannya Australia tidak berbuat apa-apa untuk melindunginya. Canberra membantah tuduhan itu.
Assange mengatakan ia yakin para pejabat Amerika telah membentuk dewan juri untuk mempertimbangkan kemungkinan mendakwanya.
Pemerintah Ekuador sedang mempertimbangkan kembali permohonan suaka Assange, tetapi waktu pengambilan keputusan belum diberikan.
Sementara itu, polisi Inggris sedang bersiap-siap untuk menangkap Assange atas pelanggaran peraturan pembebasannya dengan uang jaminan kalau ia keluar dari kedutaan Ekuador itu.
Assange (40 tahun) diminta Swedia untuk ditanyai mengenai tuduhan pememperkosaan terhadap seorang perempuan dan melakukan penyerangan seksual atas perempuan lainnya ketika berkunjung ke Swedia tahun 2010.
Pendiri WikiLeaks Julian Assange tiba di Kedutaan Besar Ekuador hari Selasa setelah pengadilan tinggi Inggris menolak permohonan bandingnya.
Dalam keputusan yang dikeluarkan hari Kamis, ketujuh hakim Mahkamah Agung menolak permohonan itu sebagai “tanpa dasar” menolak argumen para pengacara Assange bahwa mereka tidak diberi kesempatan yang memadai untuk memeriksa balik bukti-bukti.
Assange yang menyangkal tuduhan-tuduhan terhadap dirinya masih bisa mengajukan banding untuk terakhir kalinya ke Mahkamah HAM Eropa.
Situs WikiLeaks dikenal secara internasional karena merilis ratusan ribu dokumen rahasia Amerika termasuk, kawat diplomatik Departemen Luar Negeri mengenai perang di Irak dan Afghanistan.
Assange dalam wawancara melalui telepon dengan Radio Australia, Jumat (22/6), mengungkapkan kekhawatirannya, apabila ekstradisi terhadapnya tetap dilaksanakan, ia akan dideportasi ke Amerika Serikat untuk menghadapai kemungkinan tuduhan yang berhubungan dengan situs Internetnya.
Assange telah menimbulkan kemarahan Amerika Serikat saat ia mulai memuat ribuan dokumen rahasia Amerika dalam situs WikiLeaks-nya tahun 2010. Assange juga menuduh para pejabat di negara kelahirannya Australia tidak berbuat apa-apa untuk melindunginya. Canberra membantah tuduhan itu.
Assange mengatakan ia yakin para pejabat Amerika telah membentuk dewan juri untuk mempertimbangkan kemungkinan mendakwanya.
Pemerintah Ekuador sedang mempertimbangkan kembali permohonan suaka Assange, tetapi waktu pengambilan keputusan belum diberikan.
Sementara itu, polisi Inggris sedang bersiap-siap untuk menangkap Assange atas pelanggaran peraturan pembebasannya dengan uang jaminan kalau ia keluar dari kedutaan Ekuador itu.
Assange (40 tahun) diminta Swedia untuk ditanyai mengenai tuduhan pememperkosaan terhadap seorang perempuan dan melakukan penyerangan seksual atas perempuan lainnya ketika berkunjung ke Swedia tahun 2010.
Pendiri WikiLeaks Julian Assange tiba di Kedutaan Besar Ekuador hari Selasa setelah pengadilan tinggi Inggris menolak permohonan bandingnya.
Dalam keputusan yang dikeluarkan hari Kamis, ketujuh hakim Mahkamah Agung menolak permohonan itu sebagai “tanpa dasar” menolak argumen para pengacara Assange bahwa mereka tidak diberi kesempatan yang memadai untuk memeriksa balik bukti-bukti.
Assange yang menyangkal tuduhan-tuduhan terhadap dirinya masih bisa mengajukan banding untuk terakhir kalinya ke Mahkamah HAM Eropa.
Situs WikiLeaks dikenal secara internasional karena merilis ratusan ribu dokumen rahasia Amerika termasuk, kawat diplomatik Departemen Luar Negeri mengenai perang di Irak dan Afghanistan.