Penduduk Lokal Tasmania Selamatkan Pohon Kayu Putih dari Kepunahan 

Tim Green, dari Sidney, Australia, berlari di sekitar "Wood Line" karya seniman Andy Goldsworthy di sepanjang hutan kayu putih di The Presidio, San Francisco, 7 Januari 2014. (Foto AP / Marcio Jose Sanchez)

Di dataran tinggi tengah Tasmania, muncul kekhawatiran terhadap nasib pohon cider gum atau kayu putih yang sangat disukai. Dikhawatirkan pohon-pohon itu tidak bisa pulih dari kebakaran hutan yang terjadi baru-baru ini. Penduduk setempat berupaya untuk melestarikan tanaman yang penting bagi masyarakat pribumi di benua Australia tersebut. Di negara bagian terdingin di Australia, spesies eucalyptus yang paling tahan iklim beku di dunia itu, kini sedang terancam.

Pepohonan cider gum atau kayu putih Tasmania itu tumbuh di dataran tinggi bagian tengah negara tersebut.

Andry Sculthorpe dari Tasmanian Aboriginal Centre mengemukakan, “Kelangsungan hidup tanaman spesies itu sangat penting. Dan juga, masih ada warisan aktivitas masyarakat Aborigin yang menderes (menyadap) getah pohon tersebut.”

Tanaman cider gum dikenal karena getahnya yang unik. Eve Lazarus dari Derwent Catchment Group memaparkan, “Jika keluar berjalan-jalan di sekitar pepohonan itu di tengah cuaca yang panas, Anda akan mencium bau fermentasi yang luar biasa. Rasanya seperti berada di bar cider, tetapi Anda sebetulnya berada di tengah semak-semak.”

Induk koala dan anaknya duduk di antara daun kayu putih di kebun binatang Duisburg, Jerman, 28 September 2018. (Foto AP / Martin Meissner)

Populasi pohon ini merosot akibat kombinasi pemanasan global, serangan serangga dan hewan, dan sekarang ditambah dengan kebakaran. Tahun 2019, kobaran api di hutan pinus merusak sebagian tanaman cider gum Tasmania tersebut.

Joe Quarmby dari Tasmanian Land Conservancy mengungkapkan, “Sebagian besar pohon yang dewasa belum bertunas kembali sehingga berpotensi mati dan tidak ada tanda-tanda terjadinya regenerasi.”

Pagar dipasang mengelilingi bagian bawah sebagian pohon-pohon itu untuk mencegah binatang memakan tanaman yang baru bertunas. “Hewan-hewan itu datang lagi setelah kebakaran dan mereka sangat lapar sehingga cider gums ini menjadi santapan pertama mereka,” jelas Lazarus dari Derwent Catchment Group.

Taman Nasional Freycinet, Tasmania, Australia. (Foto AP / Carrie Osgood)


Sebuah kawasan konservasi didirikan di bagian tengah dataran tinggi itu pada tahun 1978. Beberapa tahun kemudian, lokasi itu menjadi Situs Warisan Dunia.

Itu berarti lebih sedikit pembakaran yang biasanya dilakukan secara sengaja untuk memusnahkan daun dan ranting kering yang bisa memicu kebakaran yang lebih besar. Hal itu berarti, lebih sedikit kebakaran tradisional - kebakaran yang disengaja dan terkontrol yang dirancang untuk menghancurkan bahan yang dapat memicu kebakaran yang lebih besar dan lebih merusak.

Beberapa kalangan berpendapat, langkah ini meningkatkan risiko kebakaran hutan dan bisa menyebar ke lahan-lahan pertanian cadangan.

Sementara populasi pepohonan ini sekarang sedang dalam proses pemulihan, beberapa pihak khawatir, bila terjadi lagi kebakaran besar, pohon-pohon cider gums Australia tersebut akan punah. [mg/jm]