Pendukung ISIS Protes Penangkapan Tersangka Teroris di Bekasi

  • Yudha Satriawan

Ketua JAT Solo, Sholeh Ibrahim (tengah) sedang memberikan pernyataan kepada wartawan di Solo.

Para pendukung ISIS yang bergabung dalam Jamaah Ansharut Tauhid di Solo memprotes penangkapan ketua harian JAT oleh polisi anti-teror karena terkait terorisme dan ISIS.

Sebuah masjid di Solo menjadi lokasi jumpa pers kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) wilayah Solo, Senin sore (11/8). Ketua JAT Solo, Sholeh Ibrahim, memprotes penangkapan ketua harian JAT, Afif Abdul Madjid oleh polisi anti-teror di Bekasi, Jawa barat, Sabtu malam (9/8).

Ketua Harian JAT, Afif Abdul Madjid ditangkap polisi anti-teror di Bekasi Jawa Barat, akhir pekan kemarin. Mabes Polri beralasan Afif diduga kuat terlibat pendanaan pelatihan kelompok teroris di Aceh tahun 2010. Selain itu, Polisi juga menemukan indikasi Afif bergabung dengan kelompok militan ISIS di Suriah dan mendanai serta merekrut pendukung ISIS di Indonesia, termasuk di Solo. Selama ini Afif berdomisili di perbatasan Solo-Sukoharjo.

Menurut Sholeh Ibrahim,tuduhan kepada Afif terkait pendanaan aksi terorisme di Aceh dan menjadi anggota ISIS adalah salah. “Penangkapan pada ustadz Afif sangat tidak berdasar," katanya.

Menurutnya, sepengetahuan Afif, pendanaan yang ia salurkan adalah sumbangan untuk membantu warga di Palestina.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai baru-baru ini menyebut Solo sebagai salah satu daerah yang patut diwaspadai sebagai tempat penyebaran ideologi ISIS di Indonesia.

Your browser doesn’t support HTML5

Pendukung ISIS Protes Penangkapan Tersangka Teroris di Bekasi


Walikota Solo, Hadi Rudyatmo, mengimbau warga agar berani melaporkan kepada aparat maupun perangkat kelurahan jika melihat ada indikasi gerakan ISIS di Solo. Rudy menjamin keamanan dan perlindungan bagi warga yang melaporkan peristiwa tersebut.

"Jangan takut melapor ke aparat atau RT setempat," tegasnya.

Tokoh agama setempat, Hilmi Sakdilah, berpendapat gerakan ISIS bertentangan dengan ajaran Islam dan semangat Pancasila karena mengunakan kekerasan bersenjata dan tidak mengakui kebhinekaan di Indonesia.

“Wajib bagi kita untuk menolak ideologi ISIS..dan jangan sampai berkembang," katanya. "Ini bisa menjadi racun."