Peneliti-peneliti Irlandia mempelajari primata untuk mencegah epidemi pada masa mendatang, karena sistem kekebalan tubuh primata cenderung serupa dengan manusia.
HIV / AIDS dikenal sebagai penyakit zoonosis, penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Penyakit yang terkait dengan primata Afrika itu telah menewaskan puluhan juta orang, dan kini lebih dari 30 juta orang mengidap penyakit tersebut.
Dr. Natalie Cooper mengatakan, mungkin ada banyak penyakit lainnya yang bisa dengan mudah menular dari hewan ke manusia. Asisten guru besar dari Universitas Trinity di Dublin itu dan rekan-rekannya memusatkan penelitian mereka pada primata.
“Mempelajari penyakit primata memberi kita sebuah model dari jenis penyakit yang kemungkinan menular pada manusia, karena hal-hal yang umumnya terjadi dalam populasi primata biasanya juga masuk ke populasi manusia nantinya, atau itu penyakit yang sama-sama dialami manusia dan primata,” paparnya.
Cooper mengatakan ada sejumlah hal yang akan terjadi sebelum penyakit hewan menular ke manusia.
“Pertama-tama, manusia mengalami kontak dengan penyakit itu. Misalnya, ada hewan yang bersin di muka kita, lalu ada banyak hal yang terjadi dalam tubuh manusia. Penyakit itu memasuki sistem kekebalan tubuh manusia, masuk ke dalam sel-sel tubuh dan mulai menyebabkan beberapa gejala penyakit. Jadi lebih mudah bagi penyakit ini, yang telah beradaptasi dengan sistem model primata, untuk menulari primata lain, seperti manusia,” paparnya lebih lanjut.
Para peneliti menduga manusia akan tertular penyakit dari keluarga primata yang paling dekat. Cooper mengatakan sistem kekebalan tubuh cenderung serupa dalam primata yang memiliki nenek moyang yang sama.
“Dulu manusia dan simpanse memiliki nenek moyang yang sama. Jadi kami menduga ada sifat-sifat yang sama dalam biologi kita, yang mungkin akan memudahkan kita untuk tertular jenis penyakit yang sama. Jadi kami duga - dan semua penelitian sebelumnya menunjukkan - bahwa kita memiliki lebih banyak persamaan dengan kerabat primata yang dekat, yaitu kera besar, yang mencakup gorila, simpanse dan orangutan dibanding spesies primata lainnya,” paparnya lagi.
Seiring dengan meningkatnya populasi global, orang-orang berpindah ke daerah baru. Dengan demikian, kata Cooper, mereka menghadapi spesies hewan baru dan kemungkinan penyakit baru juga.
Dr. Natalie Cooper mengatakan, mungkin ada banyak penyakit lainnya yang bisa dengan mudah menular dari hewan ke manusia. Asisten guru besar dari Universitas Trinity di Dublin itu dan rekan-rekannya memusatkan penelitian mereka pada primata.
“Mempelajari penyakit primata memberi kita sebuah model dari jenis penyakit yang kemungkinan menular pada manusia, karena hal-hal yang umumnya terjadi dalam populasi primata biasanya juga masuk ke populasi manusia nantinya, atau itu penyakit yang sama-sama dialami manusia dan primata,” paparnya.
Cooper mengatakan ada sejumlah hal yang akan terjadi sebelum penyakit hewan menular ke manusia.
“Pertama-tama, manusia mengalami kontak dengan penyakit itu. Misalnya, ada hewan yang bersin di muka kita, lalu ada banyak hal yang terjadi dalam tubuh manusia. Penyakit itu memasuki sistem kekebalan tubuh manusia, masuk ke dalam sel-sel tubuh dan mulai menyebabkan beberapa gejala penyakit. Jadi lebih mudah bagi penyakit ini, yang telah beradaptasi dengan sistem model primata, untuk menulari primata lain, seperti manusia,” paparnya lebih lanjut.
Para peneliti menduga manusia akan tertular penyakit dari keluarga primata yang paling dekat. Cooper mengatakan sistem kekebalan tubuh cenderung serupa dalam primata yang memiliki nenek moyang yang sama.
“Dulu manusia dan simpanse memiliki nenek moyang yang sama. Jadi kami menduga ada sifat-sifat yang sama dalam biologi kita, yang mungkin akan memudahkan kita untuk tertular jenis penyakit yang sama. Jadi kami duga - dan semua penelitian sebelumnya menunjukkan - bahwa kita memiliki lebih banyak persamaan dengan kerabat primata yang dekat, yaitu kera besar, yang mencakup gorila, simpanse dan orangutan dibanding spesies primata lainnya,” paparnya lagi.
Seiring dengan meningkatnya populasi global, orang-orang berpindah ke daerah baru. Dengan demikian, kata Cooper, mereka menghadapi spesies hewan baru dan kemungkinan penyakit baru juga.