Peneliti Lepas 18 Ikan Sidat untuk Uji Jalur Migrasi di Dam PLTA Poso 

  • Yoanes Litha

Fadly Y. Tantu Peneliti pada Fakultas Peternakan dan Perikanan UNTAD didampingi Staf PT. Poso Energi melakukan pelepasan Ikan Sidat yang telah ditandai di Sungai Poso. Sabtu, 27 Februari 2021. (Foto: Fadly Y. Tantu)

Universitas Tadulako (UNTAD) melakukan studi untuk menguji efektivitas fishway atau jalur ikan untuk migrasi ikan sidat di bendungan PLTA Poso, Sulawesi Tengah. Studi itu untuk memastikan agar ikan bernilai ekonomi tinggi tersebut bisa bermigrasi untuk bertelur di laut teluk Tomini.

DR Fadly Y Tantu, peneliti Fakultas Peternakan dan Perikanan mengatakan penelitian itu akan mengkonfirmasi sejauh mana efektivitas fishway (tangga ikan) di dua bendungan PLTA Poso dapat dilewati sidat (Anguilla marmorata). Jalur ikan itu menghubungkan dua bendungan PLTA yang dibangun di aliran Sungai Poso yang menjadi lintasan jalur ruaya (migrasi) ikan sidat. Selama ini ada kekhawatiran yang timbul di kalangan ilmuwan bahwa bendungan yang dibangun PT Poso Energy itu, dapat menghambat migrasi sidat dari Danau Poso menuju laut Teluk Tomini untuk bertelur.

“Ketika dia mau naik itu ada barrier (hambatan) dam Poso Energy. Poso Energy 2 dan Poso Energi 1. Ada dua dam yang dia (sidat) harus lewati. Sebaliknya bagi induk-induk yang mau akan turun dia terjebak. Pertama di wayamasapi (alat penangkap ikan tradisional -red), yang kedua terjebak pula pada dua dam yang ada pada hilirnya,” ungkap Fadly kepada VOA, Jumat (5/3).

Ia menjelaskan, saat memulai perjalanan menuju laut dari Danau Poso, induk ikan sidat yang bermigrasi dari danau harus bisa melewati alat tangkap wayamasapi, lalu bendungan PLTA Poso satu dan PLTA Poso 2. Begitu pula sebaliknya bagi anak-anak ikan sidat yang berenang menuju Danau Poso untuk membesarkan diri.

Peneliti Fadly Y. Tantu dan Jusri Nilawati pada Fakultas Peternakan dan Perikanan UNTAD menggendong induk ikan sidat yang akan dilepaskan ke perairan sungai Poso. Sabtu, (27/2/2021) Foto : Fadly Y. Tantu)

Ikan sidat mirip dengan belut dan bernilai ekonomi tinggi. Namun tidak dapat diternakkan secara komersial karena siklus hidupnya yang unik, yaitu separuh di laut dan separuh di air tawar. Ikan itu berenang menuju Teluk Tomini untuk kawin, bertelur, dan kemudian mati. Sedangkan anak-anak ikan sidat yang berhasil menetas akan menuju sungai Poso dan berenang kembali menuju Danau Poso.

Pembangunan bendungan PLTA Poso diperkirakan menghadang ruaya anak-anak ikan sidat menuju Danau Poso.

Your browser doesn’t support HTML5

Peneliti Lepas 18 Ikan Sidat untuk Uji Jalur Migrasi di Dam PLTA Poso

PT Poso Energy, menurut Fadly, telah membuat jalur fishway yang diharapkan dapat menjadi jalan masuk dan keluar bagi ikan sidat. Namun sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian yang terukur untuk menguji efektivitasnya.

Dalam penelitian itu, 18 ekor ikan sidat yang telah diberi label dilepaskan di aliran sungai di tiga lokasi, yaitu tujuh ekor dilepaskan di antara bendungan PLTA Poso 1 dan PLTA Poso 2. Dua ekor dilepaskan di sungai antara PLTA Poso 1 dan Danau Poso. Sembilan ikan sidat sisanya dilepaskan di bagian sungai antara Bendungan PLTA Poso 2 dan Laut Teluk Tomini. Pelepasan ke 18 ekor sidat itu dilakukan pada 27 Februari 2021.

Fish way bendungan PLTA Poso 2, Kamis, 11 Oktober 2018. (Foto: Irma Suriani/PT Poso Energi)

Bila berhasil melewati fishway, maka ke 18 ekor ikan sidat itu diharapkan dapat ditemukan di sisi lain bendungan PLTA.

“Penelitian ini agak lama ya karena sifatnya evaluasi. Kalau secepatnya masyarakat bisa menemukan ikan itu, kita bisa mengambil kesimpulan. Kalau misalnya dia baru satu tahun, kemudian baru masyarakat atau nelayan menangkap, itu berarti kita masih membutuhkan waktu. Tetapi di antara ini kita tetap melakukan upaya-upaya bagaimana bisa tertangkap kembali,” jelas Fadly mengenai durasi penelitian tersebut.

Dia berharap ada partisipasi nelayan atau warga di saat menangkap ikan sidat tersebut dapat menghubungi nomor telepon yang tertera di label. Hal ini penting untuk peneliti mendapatkan informasi lokasi tempat sidat itu ditemukan yang mengkonfirmasi berhasil tidaknya ikan itu melewati bendungan.

Klaim Poso Energy

Andi Achmadi, Koordinator CSR PT Poso Energy, menjelaskan hasil pengamatan yang dilakukan pihaknya pada Mei 2019 menunjukkan bahwa anak-anak ikan sidat dapat melewati fishway di bendungan PLTA Poso 2 dan PLTA Poso 1.

“Saya lihat dasar fishway itu, ada gerombolan, sidat itu ngantre mendaki melewati fishway. Jadi artinya kalau lewat yang anakan sidat, otomatis yang di bendungan Poso 2 lewat juga,” jelas Andi Achmadi.

Peneliti Fadly Y. Tantu dan Jusri Nilawati pada Fakultas Peternakan dan Perikanan UNTAD menyiapkan pemasangan tanda pada ikan sidat Anguilla marmorata yang akan di lepas ke Perairan Sungai Poso. Sabtu, 27 Februari 2021. (Foto: Fadly Y. Tantu)

PT Poso Energy mengakui belum memiliki bukti kuat bahwa induk ikan sidat yang berenang menuju laut Teluk Tomoni itu menggunakan fishway. Meskipun demikian diduga kuat bahwa induk ikat sidat memanfaatkan momentum air deras saat pintu air bendungan PLTA Poso dibuka. Dia berharap hasil penelitian itu dapat menguatkan dugaan tersebut.

Kurniawan Bandjolu dari Aliansi Penjaga Danau Poso (APDP) berharap studi itu dapat memastikan keberadaan fishway benar-benar berfungsi untuk dilewati ikan sidat saat bermigrasi baik dari danau maupun sebaliknya. Keberhasilan ikan itu bermigrasi melewati bendungan PLTA akan berpengaruh pada kelestarian ikan yang menjadi ikon kabupaten Poso itu.

“Semoga dapat menjawab seberapa besar efektivitas fishway yang ada karena selama ini kami sangat mengkhawatirkan kalau nantinya produktivitas sidat di Poso tinggal bergantung pada restocking (penebaran) karena jalur migrasi sidat tadi benar-benar terganggu akibat adanya bendungan PLTA,” kata Kurniawan Bandjolu dihubungi VOA, Rabu (10/3).

Fish way bendungan PLTA Poso 2, Kamis, 11 Oktober 2018. (Foto: Irma Suriani/PT Poso Energi)

Para pakar berpendapat sejumlah kebijakan dapat ditempuh dengan memperbanyak tempat yang dapat dijadikan wilayah konservasi sidat serta menangkap anak-anak ikat sidat yang terjebak di bawah kaki bendungan untuk ditebar di Danau Poso.

“Danau Poso bila tiga bendungan itu sudah terbentuk atau PLTA itu terbentuk memang amat sangat sulit untuk migrasi ikan sidat ke atas (Danau Poso). Ikan yang hasil dari in take (celah masuk air) dari PLTA dapat di bawah ke atas untuk jadi produksi (induk) di sana,” kata Profesor Krismono, peneliti ahli utama dari Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu, 6 Juni 2020.

Upaya lain yang dapat dilakukan, menurutnya, yaitu dengan membatasi penangkapan anak ikan sidat jenis glass eel dalam durasi waktu tertentu serta pelarangan penangkapan induk berukuran berat diatas tiga kilogram di muara Sungai Poso. [yl/ah]