Banyak perusahaan, organisasi filantropi, serta entitas nasional dan internasional memuji tanaman alternatif yang potensial menekan perubahan iklim. Mereka memberikan hibah bagi penelitian tanaman dandelion yang suatu hari nanti diharapkan dapat menggantikan karet.
Sejumlah peneliti dan petani, yang menerima pendanaan tersebut optimis mengenai potensi tanaman ini. Mereka juga mengatakan bahwa tanaman ini penting di sejumlah wilayah di dunia, untuk memerangi kelaparan. Namun, mereka juga menekankan, perubahan drastis perlu dilakukan di pasar dan pada proses pengolahan, sebelum kita bisa melihat ladang-ladang dipenuhi tanaman-tanaman unik ini, khususnya di AS, di mana jagung dan kedelai masih dominan.
Katrina Cornish, profesor di Ohio State University yang mempelajari karet alternatif. Saat ini, dia sedang menanam dandelion dan semak gurun Guayule di rumah kaca, di Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Ohio, di Wooster, Ohio.
Your browser doesn’t support HTML5
Dia dan peneliti lain memanen bahan karet elastis yang mereka hasilkan dan menggunakan mesin khusus untuk mengubahnya menjadi kondom, sarung tangan medis, dan bagian tabung trakea. Menurutnya, produk-produk tersebut dapat mengubah lanskap pertanian di Amerika Serikat, selamanya.
“Pekerjaan saya belum selesai, sampai hal ini menjadi fitur permanen dari lanskap tersebut. Orang tidak akan dapat membayangkan Amerika tanpa adanya jagung atau kedelai di dalamnya. Namun saya ingin melihat Amerika yang tidak dapat Anda bayangkan bukan sebagai produsen karet besar. Itu yang harus terjadi,” kata dia.
Di Arizona, guayule juga tumbuh subur di tengah kekeringan, daunnya yang berwarna biru kehijauan dipisahkan dari tanah kering yang mengotorinya, di lahan penelitian dan pengembangan yang dioperasikan oleh perusahaan ban Bridgestone.
Kebanyakan karet berasal dari pohon Hevea, dan pengolahannya dilakukan di luar negeri, Amerika Serikat tidak siap mengolah karet di dalam negeri. Namun Cornish juga mengatakan, ancaman penyakit, perubahan iklim dan ketegangan perdagangan internasional, bisa bermakna bahwa upaya menanam dan memproses bahan alternatif di dalam negeri, merupakan investasi yang cerdas.
“Anda harus memulai dari skala kecil sehingga Anda dapat mendanai tempat pengolahannya. Kita harus membangun tempat pengolahan yang pertama dan kemudian akan berkembang, berdasarkan keuntungan dan kelayakan komersial dari pengolahan pertama itu,” tambah Cornish.
Bridgestone berperan di guayule secara terbatas dalam bidang penelitian dan pengembangan, selama sekitar sepuluh tahun terakhir. Hanya dalam dua tahun terakhir ini, perusahaan tersebut telah mengalihkannya ke bisnis eksplorasi.
David Dierig adalah manajer di Bridgestone Agro Operations Guayule Research Farm.
“Alasan mengapa kami begitu tertarik pada guayule adalah karena kami membutuhkan sumber karet alam dalam negeri. Jika kami terus bergantung pada pasokan yang berasal dari Asia Tenggara, maka ada banyak risiko yang mungkin terjadi,” ujar dia.
Dierig juga mengatakan, bahwa tanaman ini jauh lebih tangguh dibandingkan tanaman lain yang dibudidayakan di Arizona untuk pertanian, karena tahan terhadap kekeringan.
Rata-rata tanaman ini membutuhkan lebih sedikit air dibandingkan tanaman seperti jagung, kapas, alfalfa, gandum. Semua tanaman tersebut membutuhkan lebih banyak air dibandingkan tanaman guayule. Jadi, ini benar-benar tanaman yang sempurna yang akan cocok bagi lahan pertanian, memberi kesempatan kepada petani untuk mengambil keputusan mengenai tanaman lain, dengan menanam tanaman yang membutuhkan lebih sedikit air,” pungkasnya. [ns/lt]