Laki-laki berusia 18 tahun yang dituduh telah menembak mati 10 warga kulit hitam di sebuah supermarket di Buffalo, New York, hari Rabu (15/6) didakwa dengan beberapa pasal federal tentang kejahatan bermotif kebencian dan dapat menghadapi hukuman mati.
Payton Gendron sudah mengaku tidak bersalah atas tuduhan tingkat negara bagian, termasuk terorisme domestik bermotif kebencian dan pembunuhan dalam serangan 14 Mei itu.
Sejak ditangkap di Tops Friendly Market di mana ia melakukan serangan, remaja berusia 18 tahun itu telah dipejara tanpa jaminan. Supermarket itu diduga menjadi target karena lokasinya terletak di lingkungan yang didominasi warga kulit hitam. Pihak berwenang mengatakan pandangannya akan dunia yang rasis dan radikal, serta persiapan ekstensif untuk melakukan pembantaian itu telah dituangkannya dalam dokumen-dokumen di dunia maya.
Jaksa Agung AS Melawat ke Buffalo
Tuntutan pidana yang diajukan terhadap Gendron ini bertepatan dengan kunjungan Jaksa Agung Merrick Garland ke Buffalo. Garland diperkirakan akan menyampaikan dakwaan-dakwaan federal itu dan sekaligus bertemu dengan keluarga korban pembantaian itu,
Garland meletakkan rangkaian bunga putih yang diikat pita kuning di sebuah lokasi yang menjadi tempat peringatan serangan itu di luar toko, yang sejak insiden itu telah ditutup dan direnovasi.
BACA JUGA: Pelaku Penembakan Massal di Buffalo Didakwa Pasal Terorisme Bermotif Kebencian
Jika dinyatakan bersalah atas tuduhan yang diajukan jaksa negara bagian sebelumnya maka Gendron akan menghadapi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.
Tiga orang selamat dalam serangan di Tops Friendly Market itu, yaitu satu warga kulit hitam dan dua warga kulit putih.
Bukti balistik menunjukkan Gendron melepaskan sekitar 60 tembakan dalam serangan itu.
Selang 10 Hari, Remaja Lain Serang Sekolah, 21 Tewas
Sepuluh hari setelah serangan di Buffalo, New York, seorang remaja 18 tahun lainnya melepaskan tembakan di SD Robb, Uvalde, Texas, menewaskan 19 siswa dan dua guru.
Segera setelah kedua insiden terpisah ini, Gubernur New York Kathy Hochul menandatangani 10 undang-undang terkait keselamatan publik, termasuk yang melarang warga New York yang berusia di bawah 21 tahun untuk membeli senapan semi otomatis. Hochul juga merevisi “red flag laws” yang memungkinkan pengadilan menyita senjata api – untuk sementara waktu – dari orang-orang yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Senat Amerika pada 12 Juni menyetujui perjanjian bipartisan tentang pembatasan senjata federal yang lebih sederhana, dan upaya meningkatkan keamanan di sekolah dan program khusus kesehatan mental. [em/lt]