Penembakan kembali terjadi di AS, kali ini di negara bagian New York, yang menewaskan dua petugas pemadam kebakaran dan melukai dua lainnya.
Dua orang petugas pemadam kebakaran tewas dan dua lainnya masih berjuang mempertahankan nyawanya setelah mendapat serangan saat hendak memadamkan api di sebuah kota di timur laut negara bagian New York.
Penembakan tersebut terjadi Senin (24/12) saat banyak warga Amerika mempersiapkan perayaan Natal dan banyak lainnya masih mencoba mengatasi duka akibat penembakan yang menewaskan enam orang dewasa dan 20 anak-anak sekolah bulan ini.
Bagi warga kota kecil Webster di New York, serangan itu sangat mengejutkan.
“Saat pemadam kebakaran tiba di tempat untuk memadamkan api, mereka ditembak oleh seorang atau lebih penembak,” ujar Kepala Polisi Webster, Gerald Pickering.
Ia mengatakan dua pemadam kebakaran tewas di tempat, sementara dua lainnya dilarikan ke rumah sakit karena cedera serius. Mereka diperkirakan bertahan hidup oleh para penyelidik yang sekarang meyakini bahwa api dinyalakan sebagai penjebak oleh seorang penembak, yang juga tewas.
Penembakan terjadi hanya beberapa hari setelah warga AS mengheningkan cipta bagi enam guru dan 20 siswa sekolah dasar di Connecticut yang ditembak mati pada 15 Desember, sebuah insiden yang memicu debat untuk pembatasan senjata.
Jaksa Agung New York, Eric Schneiderman, langsung mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, “Kami bersanding dengan para mitra dalam penegakan hukum untuk memastikan senjata mematikan tidak ada di tangan orang-orang berbahaya.”
Tighe Barry dari kelompok Code Pink mengatakan penembakan tersebut harus menjadi panggilan untuk bertindak.
“Dimulai dengan pelarangan senjata penyerang, dimulai dengan pengecekan latar belakang yang ekstensif, dimulai dengan menghentikan pemasaran magasin senjata yang meluas,” ujarnya.
Penembakan tersebut terjadi Senin (24/12) saat banyak warga Amerika mempersiapkan perayaan Natal dan banyak lainnya masih mencoba mengatasi duka akibat penembakan yang menewaskan enam orang dewasa dan 20 anak-anak sekolah bulan ini.
Bagi warga kota kecil Webster di New York, serangan itu sangat mengejutkan.
“Saat pemadam kebakaran tiba di tempat untuk memadamkan api, mereka ditembak oleh seorang atau lebih penembak,” ujar Kepala Polisi Webster, Gerald Pickering.
Ia mengatakan dua pemadam kebakaran tewas di tempat, sementara dua lainnya dilarikan ke rumah sakit karena cedera serius. Mereka diperkirakan bertahan hidup oleh para penyelidik yang sekarang meyakini bahwa api dinyalakan sebagai penjebak oleh seorang penembak, yang juga tewas.
Penembakan terjadi hanya beberapa hari setelah warga AS mengheningkan cipta bagi enam guru dan 20 siswa sekolah dasar di Connecticut yang ditembak mati pada 15 Desember, sebuah insiden yang memicu debat untuk pembatasan senjata.
Jaksa Agung New York, Eric Schneiderman, langsung mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, “Kami bersanding dengan para mitra dalam penegakan hukum untuk memastikan senjata mematikan tidak ada di tangan orang-orang berbahaya.”
Tighe Barry dari kelompok Code Pink mengatakan penembakan tersebut harus menjadi panggilan untuk bertindak.
“Dimulai dengan pelarangan senjata penyerang, dimulai dengan pengecekan latar belakang yang ekstensif, dimulai dengan menghentikan pemasaran magasin senjata yang meluas,” ujarnya.