Penembakan massal dan kekerasan membunuh dan melukai warga di seluruh Amerika Serikat selama akhir pekan lalu, termasuk 60 orang di wilayah Chicago saja.
Penembakan terjadi di wilayah kota dan pedesaan. Insiden penembakan berlangsung di negara bagian Idaho dan Washington, serta Chicago, San Francisco, Philadelphia, dan Los Angeles County.
Seorang polisi negara bagian disergap di Pennsylvania tengah. Penembakan itu menyusul lonjakan pembunuhan dan kekerasan lainnya selama pandemi virus corona.
Para ahli tidak sepakat dengan sejumlah penyebab atas rangkaian insiden yang terjadi. Sejumlah teori beredar termasuk soal prevalensi senjata di Amerika Serikat yang mendorong kekerasan yang terjadi. Profesor Daniel Nagin di Universitas Carnegie Mellon mengatakan perselisihan yang dulu diselesaikan dengan baku hantam sekarang dilakukan dengan senjata api.
"Beberapa dari kasus ini tampaknya hanya perselisihan, seringkali di kalangan remaja, dan perselisihan itu dilakukan dengan senjata api, bukan dengan kepalan tinju."
Hanya pembunuhan Idaho yang sesuai dengan definisi pembunuhan massal di mana empat orang atau lebih tewas, tidak termasuk penembaknya. Namun, jumlah korban luka di sebagian besar kasus yang terjadi pada akhir pekan lalu sesuai dengan definisi penembakan massal yang diterima secara luas. [my/jm]