Insiden penembakan yang terjadi saat Donald Trump menggelar kampanye di Butler, Pennsylvania sedang diselidiki sebagai percobaan pembunuhan terhadap mantan presiden dan kandidat Partai Republik, menurut sejumlah pejabat penegak hukum.
Serangan tersebut merupakan upaya pertama untuk membunuh seorang presiden atau calon presiden sejak Presiden AS Ronald Reagan ditembak pada 1981.
Pelaku penembakan tersebut tewas dan seorang peserta kampanye juga dinyatakan meninggal dunia, sedangkan dua peserta lainnya mengalami luka kritis. Tim kampanye Trump menyatakan bahwa dia "baik-baik saja" setelah dievakuasi dari panggung dan sedang menjalani pemeriksaan di fasilitas medis setempat.
Bahaya kampanye meningkat setelah pembunuhan Robert F. Kennedy di California pada 1968. Ancaman ini kembali muncul pada 1972 ketika Arthur Bremer menembak dan melukai George Wallace, kandidat independen yang platform kampanyenya kadang dibandingkan dengan Trump.
BACA JUGA: Trump 'Aman' Meski Cedera Usai Penembakan di KampanyeSejumlah peristiwa tersebut memicu peningkatan langkah-langkah perlindungan bagi kandidat, meskipun ancaman terus berlanjut, terutama terhadap Jesse Jackson pada 1988 dan Barack Obama pada 2008.
Setelah pembunuhan John F. Kennedy pada 1963, presiden mendapatkan perlindungan keamanan berlapis yang lebih ketat. Kejadian yang menimpa Trump, baik sebagai mantan presiden maupun sebagai kandidat saat ini, jarang ditemui.
Menyusul insiden itu, Biro Investigasi Federal atau FBI mengatakan pihaknya akan menjadi lembaga penegak hukum utama yang menyelidiki percobaan pembunuhan tersebut.
Biro tersebut mengatakan akan bekerja sama dengan Dinas Rahasia (Secret Service) dan penegak hukum lokal dan negara bagian.
Jaksa Agung Merrick Garland menyampaikan bahwa ATF, kantor kejaksaan AS di Distrik Barat Pennsylvania, dan divisi keamanan nasional Departemen Kehakiman juga tengah melakukan penyelidikan terkait hal tersebut.
Sementara itu, putri tertua Trump, Ivanka, berterima kasih kepada masyarakat “atas cinta dan doa Anda untuk ayah saya dan para korban kekerasan tidak masuk akal lainnya di Butler, Pennsylvania.” Ia juga mengatakan dalam sebuah cuitan di X bahwa dia “berterima kasih kepada Dinas Rahasia dan semua penegak hukum laiannya atas tindakan cepat dan tegasnya saat ini. Saya terus berdoa untuk negara kita
Dia mengakhiri postingannya dengan mengatakan, "Aku mencintaimu Ayah, hari ini dan selalu." [ah/ft]