Penumpang pesawat yang satu ini dapat melihat pemandangan indah di luar jendela pesawat. Tapi jangan harap kita dapat melihat tampilan luar pesawat itu, nomor pesawat, wajah-wajah pilotnya, atau pangkalannya. Pesawat itu sedang menjalankan misi rahasia untuk menyelamatkan korban perdagangan orang yang dijadikan budak seks.
Sang pilot mengatakan pimpinan jaringan perdagangan orang itu menganggap para korban mereka sebagai komoditas.
Your browser doesn’t support HTML5
Pilot pesawat yang disebut 'Invisible Angels', atau Malaikat tak Terlihat, itu mengatakan, “Setiap individu, baik lelaki maupun perempuan berharga sekitar $150 ribu hingga $200 ribu per tahun.”
Jadi, para pedagang itu akan memburu para korban yang melarikan diri. Itu sebabnya perlu kerahasiaan ketika Invisible Angels terbang untuk menyelamatkan mereka.
Pilot ini mengatakan, “Kami bekerja berkoordinasi dengan badan-badan penyelamat dan dengan petugas penegak hukum untuk membawa mereka keluar dari bahaya, dengan cepat dan tak terlihat, sehingga mereka tidak tahu ke mana kami menuju, dari mana kami berasal; semua nomor penerbangan kami dan semua data kami ditutup di internet.”
Para pilot bisa mendapat panggilan melakukan penerbangan penyelamatan sewaktu-waktu. Rata-rata mereka melakukannya satu kali setiap dua pekan.
Katie diperdagangkan sewaktu berusia 12. Ia berharap 'Invisible Angels selalu ada di dekatnya setiap kali ia berusaha melarikan diri. “Saya akan dapat keluar tanpa merasa khawatir kalau ada seseorang yang akan mencari saya," akunya.
Katie dan lebih dari enam ribu gadis lainnya telah diselamatkan oleh Selah Freedom. Organisasi nirlaba berbasis agama ini memiliki tempat rahasia di Florida. Salah seorang pendirinya, Laurie Swink, mengatakan, Invisible Angels punya peran sangat penting.
Katanya,“Sebelum ini, hal terbaik berikutnya, yang merupakan hal terburuk berikutnya adalah, menempatkan mereka ke dalam bus, karena para penyelundup itu biasanya berkumpul di stasiun-stasiun bus karena mencari orang-orang lemah dan sering kali mereka menemukannya di sana.”
Holly adalah seorang penulis dan juga penyintas perdagangan orang. Ia tiba di Selah beberapa tahun silam dengan penerbangan komersial. Perempuan yang diperdagangkan sewaktu ia berusia 17 itu mengatakan penerbangan pribadi dengan 'Invisible Angels' akan dapat memberinya kepercayaan diri.
Ia mengatakan, “Persinggahan di Atlanta jadi yang paling sulit karena kalau saya secara mental tidak siap ke Selah Freedom House, saya tidak tahu bahwa saya tidak bisa meninggalkan bandara begitu saja, dan tak ada seorang pun yang tahu.”
'Invisible Angels' dengan sukarela menyediakan tenaga dan pesawat mereka untuk membawa gadis-gadis seperti Holly dan Katie dalam penerbangan untuk menyelamatkan mereka. [uh/ab]