Penertiban Korupsi di Arab Saudi Tak Berdampak Pada Investasi

Khalid Al-Falih, Menteri Energi Arab Saudi, pada saat menghadiri konferensi pers setelah pertemuan OPEC di Wina, Austria, 10 Desember 2016.

Penyelidikan dugaan korupsi yang dilancarkan pemerintah Arab Saudi hanya melibatkan beberapa individual dan tidak akan menghalangi investasi kerajaan tersebut, Menteri Energi Arab Saudi mengatakan, Kamis (16/11).

Khalid al Falih mengatakan penertiban itu telah lama tertunda dan tidak akan berdampak pada rencana untuk melakukan penawaran saham perdana perusahaan minyak raksasa, Saudi Aramco.

“Semua mengerti bahwa ini adalah masalah domestik yang terbatas. Pemerintah hanya bersih-bersih rumah,” kata dia di sela-sela konferensi pertemuan iklim di Bonn, Jerman.

Calon raja Arab Saudi telah memperkuat kekuasaannya melalui gerakan antikorupsi dengan menangkap sejumlah bangsawan, menteri dan investor, termasuk miliarder Alwaleed bin Talal, yang merupakan salah satu pebisnis terkenal di kerajaan itu.

Menteri Energi Arab Saudi mengatakan banyak investor asing yang telah berbisnis di Arab Saudi selama puluhan tahun, “akan memberitahu anda bahwa mereka tidak pernah melihat korupsi saat berinteraksi dengan pemerintah Saudi atau dengan badan hukum Saudi lainnya.”

“Hal itu (gerakan antikorupsi) tidak ada dampaknya terhadap investasi asing. Tidak ada dampaknya terhadap keterbukaan kerajaan, arus modal dan lingkungan investasi kami yang terbuka lebar,” dia menambahkan.

Rencana Arab Saudi untuk menjual 5 persen saham Aramco melalui penawaran saham perdana, adalah inti dari Visi2030, serangkaian rencana reformasi untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi di luar industri perminyakan.

Falih mengatakan belum ada keputusan di bursa mana, Aramco akan mencatatkan sahamnya.[fw/au]