Pengacara Elon Musk mengajukan pemberitahuan baru untuk membatalkan pembelian Twitter bernilai $44 miliar, dan mengutip kesaksian seorang pelapor yaitu mantan kepala keamanan Twitter sebagai pembenaran yang "jelas" untuk membatalkan kesepakatan membeli Twitter.
Surat pembatalan yang diumumkan hari Selasa (30/8) menyatakan bahwa tuduhan yang dibuat oleh Peiter Zatko, jika benar, berarti Twitter melanggar perjanjian awal pengambilalihan.
Miliarder pendiri Tesla itu terjebak dalam sengketa hukum yang sengit dengan Twitter, sejak ia mengumumkan pada Juli bahwa ia membatalkan pembelian perusahaan itu, setelah timbul masalah yang rumit dan berubah-ubah selama berbulan-bulan.
Keputusan Musk sebagian didasarkan pada tuduhan bahwa ia telah ditipu oleh Twitter mengenai jumlah akun bot di platform itu. Tuduhan itu dibantah keras oleh Twitter yang kemudian menuntut taipan itu membeli sesuai harga yang disepakati sebelumnya.
BACA JUGA: “Whistleblower” Tuduh Twitter Lalai dalam Menerapkan Sistem Keamanan SiberKesaksian Zatko pada Agustus tampaknya memperkuat alasan Musk, merujuk pada kesenjangan "ekstrim dan mengerikan" dari sistem perlindungan yang ada di platform Twitter dan Musk menuduh Twitter sangat meremehkan jumlah akun palsu.
Pengacara Musk mengatakan, pengungkapan oleh Zatko itu menggambarkan "pelanggaran luas" di Twitter yang kemungkinan akan punya "konsekuensi parah" untuk bisnis itu pada masa depan. [ps/jm]