Sebuah pengadilan Jepang telah memulai proses pengadilan tiga mantan eksekutif Tokyo Electric Power Co. (TEPCO), perusahaan yang mengoperasikan instalasi nuklir Fukushima, atas tuduhan bahwa kelalaian mereka mengakibatkan sejumlah orang tewas dan cedera.
Ketiga terdakwa telah menyatakan tidak bersalah terkait bencana nuklir Fukushima tahun 2011 dengan alasan mereka tidak dapat memprediksi kemungkinan terjadinya tsunami yang mengakibatkan banjir di instalasi itu.
Tsunehisa Katsumata, mantan direktur utama TEPCO, mengatakan, ia meminta maaf atas kesulitan besar yang dihadapi warga di Fukushima dan di berbagai penjuru Jepang karena bencana serius yang ditimbulkan bahan-bahan radioaktif. Namun, katanya, ia tidak melakukan kejahatan yang bisa dituntut pertangggungjawabannya.
Jika terbukti bersalah, Katsumata dan dua mantan wakilnya, Sakae Muto dan Ichiro Takekuro, dapat dikenai hukuman penjara lima tahun dan denda hingga 9.000 dolar.
Tuduhan terhadap para eksekutif tersebut terkait dengan kematian 40 pasien rumah sakit yang dievakuasi dari kawasan Fukushima dan kemudian meninggal dunia.
Bencana gempa dan tsunami di Jepang timur laut menewaskan 20 ribu orang. Bencana itu tidak hanya memicu pelelehan bahan radioaktif di tiga reaktor instalasi Fukushina, namun juga menghidupkan kembali perdebatan mengenai resiko memproduksi energi nuklir. [ab/uh]