Pengadilan Kecelakaan Pesawat Tahun 2009 Dimulai di Paris

Foto tanggal 1 Juli 2009 menunjukkan Bahia Bakari (saat itu berusia 12 tahun), satu-satunya penumpang selaamat dalam kecelakaan pesawat Yemenia Airbus 310, dirawat di rumah sakit Moroni, Komoro (foto: dok).

Satu-satunya penumpang yang selamat dalam kecelakaan pesawat tahun 2009 yang menewaskan 152 orang, ikut menghadiri sidang pengadilan di Paris yang dimulai hari Senin (9/5).

Bahia Bakari, yang berusia 12 ketika kecelakaan itu terjadi, berpegangan pada puing-puing pesawat yang mengambang di Samudera Hindia, selama 11 jam, sebelum akhirnya diselamatkan. Ia menyebut hal itu sebagai “keajaiban.”

Bakari, yang kini berusia 25 tahun, baru-baru ini mengatakan pada stasiun televisi Prancis "France-3" bahwa ia akan menghadiri sidang pengadilan itu dengan “rasa takut” dan sekaligus “lega.”

Pengadilan ini dilangsungkan untuk “mengetahui kebenaran,” ujar Bakari, yang kehilangan ibunya dalam kecelakaan itu.

Perusahaan maskapai penerbangan Yemania didakwa dengan pasal “pembunuhan dan cedera yang tidak disengaja” dalam kasus itu. Yemania menolak bertanggung jawab.

BACA JUGA: Keluarga Korban Kecelakaan Tantang Penyelesaian Boeing di Pengadilan AS

Pesawat Yemenia lepas landas dari Paris dan singgah di Marselle dengan beberapa tambahan penumpang. Pesawat ini juga singgah di Sanaa, Yaman, di mana 142 penumpang dan 11 awak naik pesawat lain untuk melanjutkan perjalanan ke Moroni, ibu kota Komoro. Saat mendarat dalam kondisi angin kencang pada 30 Juni 2009, pesawat Airbus A310 yang sudah tua itu jatuh sekitar 15 kilometer di lepas pantai Komoro.

Yemenia diadili di Paris karena luka-luka yang diderita Bakari dan kematian 65 warga Prancis. Perusahaan itu menghadapi denda hingga 237.000 dolar Amerika. Ada 560 penggugat dalam kasus itu. Sebagian besar adalah penumpang berasal dari Komoro. [em/lt]