Sebuah pengadilan Prancis, pada Senin (17/1), memutuskan kandidat presiden dan komentator politik ekstrem sayap kanan Éric Zemmour bersalah karena telah memicu kebencian rasial. Pengadilan memerintahkannya membayar denda senilai lebih dari $11.000.
Zemmour mengatakan kepada kelompok koresponden asing bahwa dia tetap bersikukuh dengan kata-katanya yang kontroversial, dan menegaskan ia tidak memicu kebencian rasial “sejauh migran anak-anak yang tidak didampingi bukan dari ras yang terpisah.”
BACA JUGA: Prancis Serukan Kesepakatan untuk Cegah Migran Lalui Selat InggrisSidang yang digelar pada Senin (17/1) difokuskan pada komentar yang disampaikan Zemmour pada September 2020 ketika ia diwawancarai oleh jaringan televisi Prancis CNews tentang anak-anak yang bermigrasi ke Prancis tanpa didampingi orang tua atau wali.
“Mereka tidak pantas disini,” Zemmour mengatakan tentang anak-anak itu. “Mereka pencuri, mereka pembunuh, mereka pemerkosa, itulah mereka, mereka seharusnya dipulangkan, mereka seharusnya tidak datang.”
Berbicara dalam sebuah konferensi pers pada Senin (17/1), Zemmour bersikukuh pada komentarnya dan mengatakan dia akan melakukan banding. Ia menambahkan bahwa pengadilan menghukumnya karena ia mengungkapkan pandangannya.
BACA JUGA: Uni Eropa Dukung Tindakan Keras Terhadap Perusahaan Teknologi BesarZeemour, yang juga merupakan mantan komentator televisi, akan berkampanye dalam pemilihan presiden pada April mendatang. Ia menarik perhatian para penonton melalui pandangan anti-Islam dan anti-imigrasinya.
Selama beberapa minggu pada tahun lalu, jajak pendapat memperlihatkan Zemmour berada pada posisi kedua dalam poling kandidat presiden, dan hanya tertinggal dari Presiden Prancis saat ini Emmanuel Macron. Iia kini berada diposisi keempat dalam berbagai jajak pendapat. [jm/em]