Pengadilan tertinggi di Rusia pada Selasa (28/12) menutup salah satu organisasi hak asasi manusia tertua dan paling terkemuka di negara itu, langkah terbaru dalam tindakan keras tanpa henti terhadap para aktivis hak asasi, media independen dan pendukung kelompok oposisi di negara itu.
Putusan Mahkaman Agung itu mencabut status hukum “Memorial,” sebuah kelompok HAM internasional yang mendapat pengakuan dunia karena kajiannya tentang penindasan politik di Uni Soviet.
“Memorial” terdiri dari lebih 50 kelompok kecil di dalam dan luar Rusia. “Memorial” telah dinyatakan sebagai “agen asing” pada tahun 2016 – label yang menyiratkan pengawasan tambahan dari pemerintah dan memberi konotasi merendahkan yang kuat karena mendiskreditkan organisasi yang menjadi target.
BACA JUGA: Rusia Tahan Dua Sekutu dari Aktivis Alexei NavalnyJaksa mengatakan kelompok itu berulangkali telah gagal mengidentifikasi dirinya sebagai “agen asing” dan berusaha menyembunyikan sebutan itu.
“Memorial” telah menolak tuduhan itu sebagai bermotif politik dan bertekad terus melanjutkan pekerjaan mereka.
Salah seorang pengacara yang mewakili “Memorial” di pengadilan, Maria Eismont, mengatakan “tentu saja tidak ada yang akan berakhir dengan putusan ini. Kami akan mengajukan banding dan Memorial akan terus hidup bersama orang-orang, karena orang-orang di balik badan ini lebih dulu dan lebih utama melayani tujuan besar badan ini. Pekerjaan akan terus berlanjut!”
Selama sidang pengadilan, jaksa mengatakan “Memorial” telah “menciptakan citra palsu Uni Soviet sebagai negara teroris, menutup dan merehabilitasi penjahat Nazi.” Tuduhan ini telah dibantah oleh “Memorial.”
Tekanan pada kelompok HAM itu telah memicu kemarahan publik di mana banyak tokoh masyarakat terkemuka berbicara keras mendukungnya. Kerumunan massa berkumpul di depan gedung pengadilan meneriakkan kata “aib” ketika memprotes putusan tersebut. Polisi menangkap beberapa orang yang melakukan aksi di depan gedung pengadilan itu. Salah satu radio di Rusia memasang petikan video situasi saat putusan dibacakan.
Amnesty International menggambarkan putusan itu sebagai “serangan terang-terangan terhadap masyarakat sipil yang berusaha mengaburkan ingatan nasional tentang penindasan negara.” Direktur Amnesty International Untuk Eropa Timur dan Asia Tengah Marie Struthers mengatakan “keputusan untuk menutup International Memorial adalah penghinaan besar terhadap korban Gulag Rusia dan harus segera dibatalkan.”
Sekjen Dewan Eropa, Marija Pejčinović Burić, mengatakan langkah itu adalah “berita yang menghancurkan masyarakat sipil” di Rusia dan mengindikasikan bahwa negara itu “tampaknya semakin menjauh dari standar dan nilai-nilai Eropa kami.” Ia menambahkan, “kami akan terus menawarkan bantuan dan kapabilitas, tetapi hari ini menandai hari gelap bagi masyarakat sipil di Federasi Rusia,” tegasnya.
Duta Besar Amerika Untuk Rusia John Sullivan menyesalkan keputusan pengadilan itu sebagai “upaya terang-terangan dan tragis untuk menekan kebebasan berekspresi dan menghapus sejarah.” [em/ah]