Pengalaman Mahasiswa Indonesia Magang di Silicon Valley

Mahasiswa UI, Farishki Vidyan magang selama tiga bulan di perusahaan teknologi Mozilla di Silicon Valley, CA (VOA/Vina).

Setiap tahun, ribuan mahasiswa dari seluruh dunia datang ke Silicon Valley, California untuk magang di berbagai perusahaan teknologi di sana.

Wartawan VOA Vina Mubtadi menemui seorang mahasiswa Indonesia yang magang selama musim panas 2016 di Mozilla Corporation.

Perjalanan Farishki Vidyan untuk bisa diterima magang di perusahaan yang sudah lama diincarnya ini sebenarnya cukup panjang. Dua tahun lalu dia mengajukan lamaran namun gagal. Tahun lalu persiapannya jauh lebih matang.

“Saya meringkas resume menjadi satu halaman dan hanya menulis yang penting-penting saja. Saya juga daftar ke komunitas INDO2SV dan mendapatkan mentoring dari engineer Indonesia yang ada di Silicon Valley. Kemudian diajari cara menulis resume yang bagus, dan menghadapi interview,” tutur Farishki.

Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Indonesia ini mengirimkan lamaran untuk kedua kalinya bulan Oktober tahun lalu. Setelah menjalani beberapa tes, termasuk coding dan wawancara, tawaran pun datang.

Farishki tiba di AS bulan Juni dan menjalani magang sampai September di Mozilla cabang San Francisco dan Mountain View. Di Mozilla, Farishki berperan sebagai Platform Engineering Intern dan bertugas mengembangkan fitur baru browser Firefox.

Nichole Gibson, perekrut mahasiswa pada Mozilla, mengatakan kepada VOA tahun ini mereka mempekerjakan 64 pekerja magang dari 14 negara di perusahaan Mozilla yang tersebar di 8 negara.

“Di Mozilla kami mencari yang terbaik dan paling cerdas. Tapi kami juga memusatkan perhatian pada keragaman. Ada banyak pekerja magang yang kami pekerjakan. Sebagai perusahaan internasional, kami bisa mempekerjakan pekerja magang dari seluruh dunia. Kami mempekerjakan posisi teknis maupun non-teknis,” ujar Nichole.

Farishki Vidyan, pekerja magang di Mozilla, bekerja sambil bersantai di ball pit di Mozilla Silicon Valley (VOA/Vina).

Pada umumnya pekerja magang di berbagai perusahaan teknologi di Silicon Valley dibayar dengan angka yang cukup tinggi. Menurut Glassdoor, situs yang mendata gaji di berbagai perusahaan, pekerja magang di Silicon Valley bisa mendapatkan gaji antara 6.000 sampai 10.000 dolar sebulan. Belum lagi berbagai fasilitas lain seperti kantin gratis dan ruang permainan.

Namun bagi Farishki bukan dolar yang dia kejar.

“Saya tidak mementingkan uang, tidak digaji juga tidak apa-apa. Saya ingin cari pengalaman software engineering, bagaimana orang-orang di Silicon Valley mengembangkan software dan bagaimana mendeliver ke orang banyak,” tambah Farishki.

Sementara, Nicole Gibson mengatakan perusahaan juga mendapat manfaat dari pekerja magang.

“Pekerja magang membawa perspektif baru dan gagasan baru yang mereka bawa dari universitas. Kami menghargai itu di sini. Para pekerja magang berpartisipasi dalam pertemuan tim, mereka bisa langsung mempraktikkan coding yang langsung diaplikasikan ke dalam produk. Ini adalah cara yang baik untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari di kampus,” kata Nicole.

Farishki telah menuntaskan masa magangnya pada 16 September dan segera pulang ke Indonesia untuk menyelesaikan masa kuliahnya yang tinggal setahun lagi. Setelah itu dia tidak menutup kemungkinan untuk kembali lagi ke Silicon Valley tahun depan untuk bekerja di salah satu perusahaan teknologi global di sana. [vm]