Pengamat tata kota Nirwono Yoga mengapresiasi upaya pemerintah yang akhirnya bisa membuat investor asing benar-benar menanamkan modalnya di calon ibu kota baru Republik Indonesia. Namun, menurutnya, pembangunan sebuah kota seharusnya melalui tahapan yang terencana baik, bukan seperti yang sedang berlangsung saat ini.
Ia, contohnya, menyayangkan pembangunan sejumlah fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah dan pusat perbelanjaan pada tahapan awal pembangunan IKN. Ia, mempertanyakan untuk siapa bangunan dan fasilitas tersebut dibangun.
“Maksud saya, pembangunan kota itu harusnya ada tahapan, kenapa misalnya bangunan A dibangun, untuk siapa? Sehingga jangan sampai bangunan itu, ternyata tidak termanfaatkan dengan baik. Karena tahapan pembangunan kota harusnya pakai strategi juga. Contoh kasus groundbreaking kemarin yang saya lihat sudah ada rumah sakit Abdi Waluyo, RS Hermina, lalu masih ada dua lagi. Masalahnya dengan adanya empat rumah sakit yang dibangun dengan jarak yang sangat dekat dalam kawasan KIPP (kawasan inti pusat pemerintahan) itu buat siapa? Ini jadi pertanyaan. Jangan asal main groundbreaking,” ungkap Nirwono saat berbincang dengan VOA.
Nirwono juga mempertanyakan investor asing yang berencana membangun sebuah apartemen yang lagi-lagi dibangun untuk siapa. Menurutnya, masyarakat sekitar IKN yang mayoritas berprofesi sebagai pemilik toko kelontong dan petani kelapa sawit, bukanlah target pasaryang tepat. Sementara itu, katanya, untuk ASN (aparatur sipil negara) sendiri, hampir dipastikan akan tinggal di rumah susun yang sudah disediakan pemerintah.
Nirwono mengatakan, berdasarkan pengamatannya di lapangan, pembangunan di IKN tidak terkendali.
“Dalam dua tahun terakhir saya mengamati dari nol sampai hari ini, pertumbuhannya sangat masif, akan sangat sulit kalau itu tidak segera di tata, diatur, investor masuk di tata lebih rapi, arsitektur bangunannya di tata mirip dengan KIPP, supaya pihak atau masyarakat IKN bisa merasakan perubahannya. Jadi investor harus diarahkan ke sana. Sekarang ini yang terjadi adalah kawasannya sekitarnya malah dapat dampaknya saja, misalnya debu yang tinggi, perkembangan kawasan sekitar yang masif, tapi ya semaunya yang punya tanah, bangun ya bangun sendiri, tidak ada integrasi, tidak ada yang memandu,” jelasnya.
Nirwono menyarankan, persoalan tersebut harus diselesaikan pemerintah dari sekarang, sebelum menjadi makin tak terkendali. “Kita kehilangan waktu, dua tahun ini saya lihat waktu terbuang, kenapa? Kalau fokusnya hanya di KIPP sementara daerah sekitar tidak ikut ditata, dikendalikan senafas dengan IKN begitu nanti IKN nya jadi, tahun kelima misalnya, ya daerah sekitar sudah penuh. Akan lebih susah mengendalikan, mengaturnya. Karena yang saya lihat pembangunannya tidak hanya bangunan semi, tapi bangunan permanen, yang dibangun dengan caranya sendiri,” katanya.
“Tidak ada yang memandu, istilahnya hanya mikirin duit, bagaimana itu menguntungkan. Kalau enggak nanti akan membuat menara gading baru disitu yang KIPP dengan bangganya bilang akan ada investor asing yang akan bangun mall dan lain-lain. Itu di menara gading maksudnya hanya di kawasan KIPP, bagus saja sendirian tapi kawasan sekitarnya justru tidak terdampak akibat pembangunan IKN. Kan harusnya kawasan sekitar ikut berkembang dengan standar baru yang dibuat di KIPP. Pemukimannya jadi bagus,” tambahnya.
Sementara itu, ekonom Indef Nailul Huda menilai kebutuhan investasi di dalam pembangunan IKN masih jauh dari apa yang ditargetkan. “Kebutuhan anggaran membangun IKN itu sekitar Rp450 triliunan, di mana Rp90-an triliun dari APBN, sisanya diharapkan dari swasta baik lokal maupun asing. Asing ini memang diharapkan bisa cukup banyak, kalau bisa 40 persen kebutuhan anggaran itu berasal dari swasta asing, tetapi kalau lihat kemarin yang groundbreaking hanya sekitar Rp1,5 triliunan, ini sangat jauh dari apa yang dibutuhkan,” ungkap Nailul saat berbincang dengan VOA.
Meski begitu, ia melihat sektor-sektor investasi i asing yang masuk sejauh ini memang dibutuhkan di IKN dalam jangka panjang. Seharusnya, kata Nailul, jika semua berjalan dengan baik, sektor-sektor lainnya bisa ikut tertarik untuk menanamkan modalnya dalam beberapa tahun mendatang.
Tetapi, ia tidak yakin bahwa kehadiran para investor asing tersebut bisa memicu investor-investor asing lainnya untuk ikut berinvestasi di IKN. Menurutnya, dengan adanya peralihan kekuasaan, para investor pada umumnya bersikap wait and see.
“Ini saya lihat tidak serta merta nantinya investor asing akan banyak, karena dari awal Jokowi sudah menyampaikan antri loh investor asing yang mau masuk, tetapi sekarang sampai groundbreaking ke-8 kemarin baru tiga saja, dan itu cuma berapa persen saja dari kebutuhan investor asing yang dibutuhkan. Saya masih mempertanyakan apakah nanti investor asingnya akan berminat untuk investasi di IKN,” jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking ke-8 di IKN pada Rabu (25/9) yang melibatkan sejumlah investor asing dari China, Australia dan Rusia.
Dalam sambutannya, Jokowi menegaskan, makin banyaknya investasi mancanegara yang mulai berdatangan ke IKN, menandakan adanya kepercayaan investor global terhadap potensi besar yang dimiliki oleh IKN. "Mulai berdatangan investasi-investasi dari mancanegara yang memberikan kepercayaan dan rasa confident kita bahwa Nusantara adalah lokasi yang sangat menarik bagi sebuah investasi," ungkap Jokowi.
Investor asing pertama yang melakukan groundbreaking adalah Delonix Group dari China yang membangun Delonix Nusantara dengan investasi senilai Rp500 miliar. Investor China ini rencananya membangun proyek kawasan properti mixed used di atas lahan seluas 24 ribu meter persegi. "Akan dikembangkan menjadi model J hotel, serviced apartment, pusat perbelanjaan, perkantoran dan pusat olahraga dan kebugaran di kawasan Ibu Kota Nusantara ini," jelas Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga melakukan groundbreaking Campus Australian Independent School (AIS) Nusantara dengan nilai investasi Rp150 miliar. Sesuai namanya, investornya berasal dari Australia. Ia menekankan pentingnya kehadiran lembaga pendidikan internasional di IKN sebagai bagian dari upaya menyediakan fasilitas pendukung berstandar global.
"Kehadiran AIS Nusantara di IKN ini menunjukkan keseriusan komitmen kita untuk menyediakan berbagai fasilitas pendukung berkelas internasional di IKN, termasuk lembaga pendidikan internasional yang berkualitas dunia," ujarnya.
Presiden menyebut bahwa AIS Nusantara akan dibangun di atas lahan seluas 7.900 meter persegi dan dirancang untuk menampung sekitar 750 siswa dari jenjang pendidikan prasekolah hingga sekolah menengah atas. Fasilitas yang ditawarkan oleh kampus ini juga berstandar internasional, mencakup ruang belajar modern serta berbagai fasilitas olahraga dan rekreasi.
Your browser doesn’t support HTML5
Investor dari Rusia pun ikut melakukan groundbreaking dengan membangun hunian mewah ekslusif yang bernama Magnum Resort Nusantara dengan investasi senilai Rp300 miliar.
Jokowi optimis bahwa pembangunan hunian seperti Magnum Resort Nusantara akan menarik lebih banyak investor dan membantu memperkuat ekosistem properti di IKN. "Kehadiran Magnum Resort di IKN ini akan memberikan lebih banyak pilihan-pilihan properti yang berkualitas, memberikan keleluasaan pilihan-pilihan masyarakat yang ingin tinggal di IKN," kata Jokowi.
Resort yang akan dibangun di atas lahan seluas 1,3 hektar tersebut diharapkan dapat memberikan lebih banyak opsi hunian berkualitas bagi masyarakat.
BACA JUGA: Dua Investor Asing Siap Groundbreaking di IKNMantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menekankan pentingnya infrastruktur dan investasi sebagai bagian integral dari pengembangan IKN sebagai kota internasional. Presiden menjelaskan bahwa dengan rampungnya pembangunan jalan tol dan Bandara Nusantara pada akhir tahun mendatang akan semakin mempermudah akses menuju IKN.
“Kita harapkan investasi ini akan menunjukkan bahwa peluang investasi yang ada di Ibu Kota Nusantara ini terbuka untuk siapapun karena ini akan menjadi kota global, karena Nusantara akan menjadi kota internasional dengan seluruh fasilitas yang dimiliki," pungkasnya. [gi/ab]