Para pengamat internasional menyatakan presiden Rusia Vladimir Putin memenangkan satu lagi masa jabatan kepresidenan dengan tidak memberikan kesempatan berkompetisi secara adil dalam pemilu.
Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), Senin (19/3) menyatakan bahwa liputan meluas oleh media pemerintah mengenai aktivitas Putin memberinya keuntungan atas para kandidat lainnya. Putin kembali terpilih dengan mudah, unggul jauh dari tujuh pesaingnya. Para analis menyatakan ia kemungkinan besar akan mendominasi Kremlin bahkan setelah masa jabatan kepresidenan berikutnya.
Baca juga: Putin Menang Mudah Pilpres Rusia
Para pengamat internasional menyatakan hasil pemilihan presiden ke-18 Rusia dapat ditebak karena para pemilih tidak memiliki pilihan nyata. Michael George Link, koordinator khusus Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) menyatakan situasi politik Rusia ditandai oleh tekanan terus menerus terhadap suara-suara kritis.
Your browser doesn’t support HTML5
"Meskipun para kandidat secara umum dapat berkampanye dengan bebas, peliputan yang meluas dan tanpa kritik terhadap petahana sebagai presiden di sebagian besar media memunculkan arena persaingan yang tidak adil. Secara keseluruhan, Hari Pemilihan berlangsung dengan tertib, terlepas dari kekurangan-kekurangan terkait kerahasiaan suara dan transparansi penghitungan suara,” kata Michael George Link.
Bahkan sebelum pemilu, para pesaing Putin menyatakan mereka tidak memiliki harapan untuk menang. Sejumlah aktivis yang mempertanyakan legitimasi pemilu itu ditahan. Para pengamat melaporkan pemberian suara ilegal yang meluas dan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap warga Rusia untuk memilih.
Para analis menyatakan Putin menginginkan kehadiran pemilih dalam jumlah banyak untuk memberi legitimasi lebih besar bagi masa jabatannya yang keempat.
"Ini pemberian suara, bukan pemilihan, karena kami tidak memilih pemimpin berikutnya dalam pemilu yang kompetitif. Tak ada orang lain yang dibiarkan menang, tetapi ini semacam dukungan masyarakat yang diorganisir dalam prosedur pemberian suara, dan dukungan itu kurang lebihnya sungguh-sungguh. Ini berarti bagi negara-negara Barat, jika ingin berurusan dengan Rusia, dan jika harus – tak terelakkan lagi karena ini terlalu besar – ‘ Anda harus berhadapan dengan saya (Putin),” kata Alexander Baunov dari Carnegie Moscow Center.
Putin mencatat kinerja terbaiknya dalam pemilu dengan meraih sekitar 77 persen suara. Meskipun ia menolak kemungkinan untuk terus berkuasa tanpa batas, sebagian analis menyatakan ia kemungkinan besar akan mendominasi Kremlin untuk jangka panjang.
"Sekarang ini saya pikir Putin akan harus bersiap-siap mengalihkan kekuasaan, bukan dari Presiden Putin ke presiden berikutnya, tetapi mengalihkan kekuasaan dari Putin sebagai presiden ke Putin dalam kapasitas lainnya,” jelas Nikolai Petrov, analis politik independen.
Putin telah memimpin Rusia selama hampir dua dekade, berganti-ganti sebagai presiden dan perdana menteri. [uh/ab]