Beberapa praktisi bisnis regional mengatakan Aceh akan lebih mampu berperan di jalur perdagangan dunia di Selat Malaka dengan pelayaran langsung trayek Langsa-Penang.
BANDA ACEH —
Pemerintah Kota Langsa Provinsi Aceh bersama Tim terpadu Pelabuhan Kuala Langsa pekan ini menyatakan segera mengantongi izin trayek untuk pengoperasian kapal Feri yang melayani pelayaran dari Langsa Aceh menuju Pelabuhan Penang, Malaysia. Pelayaran perdana dijadwalkan pada 23 Februari 2013 mendatang .
Beberapa praktisi bisnis regional mengatakan pertumbuhan ekonomi dan investasi di Aceh dapat lebih bangkit dan mampu berperan di jalur perdagangan dunia di Selat Malaka. Perbaikan fasilitas pelabuhan dan penyediaan manajemen pelayaran yang profesional merupakah salah satu cara untuk mendukung pertumbuhan tersebut.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Wahyuddin Albra mengatakan Minggu (17/2), pembukaan jalur pelayaran Kapal Ferry yang menghubungkan Pelabuhan Kuala Langsa di Aceh dengan Penang di Malaysia cukup strategis medorong pertumbuhan ekonomi kawasan, terutama perdagangan, wisata dan investasi.
"Ini langkah awal bagi Pemerintah Aceh untuk menghidupkan kembali segi tiga pertumbuhan IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle). Dengan dibukanya jalur pelayaran Langsa-Penang itu membuka banyak akses, tidak hanya akses penumpang , yang paling penting akses barang,” ungkap Wahyuddin Albra.
Sejak dirintis untuk pertamakali tahun 1998, Aceh menjadi bagian dari sejumlah provinsi kunci di pulau Sumatera yang tergabung dalam segitiga kemitraan strategis bidang ekonomi antara tiga negara ASEAN, Indonesia-Malaysia dan Thailand (IMT GT). Pembukaan jalur pelayaran Ferry Langsa-Penang akan mendorong aktivitas pelabuhan besar lainnya, seperti pelabuhan Sabang, Pelabuhan Malahayati dan Pelabuhan Krueng Geukeuh di Aceh Utara.
“Memang dalam segi waktu agak memakan waktu lama lewat jalur laut, namun untuk masyarakat khususnya pedagang akan lebih efisien dibandingkan mereka [pedagang] harus melalui Medan atau Belawan Sumatera Utara,” tambah Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh, Wahyuddin Albra.
Kepada media lokal di Langsa pekan ini Ketua Tim Percepatan dan Fungsionalisasi Pelabuhan Kuala Langsa, Alaidin Mahmud mengatakan, setelah merampungkan dokumen dan legalitas lainnya, terutama izin trayek dari Direktur Jenderal Laut Departemen Perhubungan RI di Jakarta, dua unit kapal Feri dijadwalkan akan berlayar mulai 23 Februari 2013 dari Kuala Langsa Aceh menuju Penang Malaysia.
Para analis mengatakan, Pelabuhan Kuala Langsa dinilai cukup strategis karena letak geografisnya yang berdekatan dengan jalur pelayaran internasional Selat Malaka. Pemerintah kota Langsa, Aceh tengah melaksanakan finalisasi infrstruktur pelabuhan terutama segera merampungkan sejumlah sarana dan prasarana, seperti air, listrik, terminal penumpang, gudang penyimpanan barang, dan ruang karantina.
Pemuda pelaku bisnis Kota Langsa, Aceh, Filza Astrid (27) mengatakan kepemimpinan daerah yang lebih proaktif mendorong pemajuan bidang ekonomi jauh lebih menguntungkan bagi masyarakat dan masa depan pembangunan di Aceh. “Ini inisiasi Walikota Langsa, Usman Abdullah yang mampu membuka akses pelayaran ferl Langsa-Penang, ini gebrakan cukup positif bidang ekonomi,” ungkap Filza.
Sebelumnya beberapa praktisi bisnis global mengapresiasi cukup positif, komitmen pemerintah Aceh yang baru, yang mengedepankan pertumbuhan ekonomi, mendorong investasi, memperkuat sektor pertanian dan kelautan serta tetap berupaya keras menjaga kelestarian lingkungan.
Beberapa praktisi bisnis regional mengatakan pertumbuhan ekonomi dan investasi di Aceh dapat lebih bangkit dan mampu berperan di jalur perdagangan dunia di Selat Malaka. Perbaikan fasilitas pelabuhan dan penyediaan manajemen pelayaran yang profesional merupakah salah satu cara untuk mendukung pertumbuhan tersebut.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Wahyuddin Albra mengatakan Minggu (17/2), pembukaan jalur pelayaran Kapal Ferry yang menghubungkan Pelabuhan Kuala Langsa di Aceh dengan Penang di Malaysia cukup strategis medorong pertumbuhan ekonomi kawasan, terutama perdagangan, wisata dan investasi.
"Ini langkah awal bagi Pemerintah Aceh untuk menghidupkan kembali segi tiga pertumbuhan IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle). Dengan dibukanya jalur pelayaran Langsa-Penang itu membuka banyak akses, tidak hanya akses penumpang , yang paling penting akses barang,” ungkap Wahyuddin Albra.
Sejak dirintis untuk pertamakali tahun 1998, Aceh menjadi bagian dari sejumlah provinsi kunci di pulau Sumatera yang tergabung dalam segitiga kemitraan strategis bidang ekonomi antara tiga negara ASEAN, Indonesia-Malaysia dan Thailand (IMT GT). Pembukaan jalur pelayaran Ferry Langsa-Penang akan mendorong aktivitas pelabuhan besar lainnya, seperti pelabuhan Sabang, Pelabuhan Malahayati dan Pelabuhan Krueng Geukeuh di Aceh Utara.
“Memang dalam segi waktu agak memakan waktu lama lewat jalur laut, namun untuk masyarakat khususnya pedagang akan lebih efisien dibandingkan mereka [pedagang] harus melalui Medan atau Belawan Sumatera Utara,” tambah Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh, Wahyuddin Albra.
Kepada media lokal di Langsa pekan ini Ketua Tim Percepatan dan Fungsionalisasi Pelabuhan Kuala Langsa, Alaidin Mahmud mengatakan, setelah merampungkan dokumen dan legalitas lainnya, terutama izin trayek dari Direktur Jenderal Laut Departemen Perhubungan RI di Jakarta, dua unit kapal Feri dijadwalkan akan berlayar mulai 23 Februari 2013 dari Kuala Langsa Aceh menuju Penang Malaysia.
Para analis mengatakan, Pelabuhan Kuala Langsa dinilai cukup strategis karena letak geografisnya yang berdekatan dengan jalur pelayaran internasional Selat Malaka. Pemerintah kota Langsa, Aceh tengah melaksanakan finalisasi infrstruktur pelabuhan terutama segera merampungkan sejumlah sarana dan prasarana, seperti air, listrik, terminal penumpang, gudang penyimpanan barang, dan ruang karantina.
Pemuda pelaku bisnis Kota Langsa, Aceh, Filza Astrid (27) mengatakan kepemimpinan daerah yang lebih proaktif mendorong pemajuan bidang ekonomi jauh lebih menguntungkan bagi masyarakat dan masa depan pembangunan di Aceh. “Ini inisiasi Walikota Langsa, Usman Abdullah yang mampu membuka akses pelayaran ferl Langsa-Penang, ini gebrakan cukup positif bidang ekonomi,” ungkap Filza.
Sebelumnya beberapa praktisi bisnis global mengapresiasi cukup positif, komitmen pemerintah Aceh yang baru, yang mengedepankan pertumbuhan ekonomi, mendorong investasi, memperkuat sektor pertanian dan kelautan serta tetap berupaya keras menjaga kelestarian lingkungan.