Pengembang Video Game Gali Potensi Pasar Digital Afrika yang Berkembang Pesat

Dua peserta memainkan permainan populer pada acara Africa Games Week, di Two Oceans Aquarium, Cape Town, 23 Februari 2022. (RODGER BOSCH / AFP)

Dua avatar mirip manga dengan pedang terkunci berlatar belakang komik, ketika Alexander Poone menjelaskan dunia berbeda dari "The Traveller"- sebuah video game berdasarkan novel grafis.

Penciptanya, pemuda berusia 27 tahun dari Johannesburg, memamerkan kreasinya pada Pekan Pertandingan Games Afrika tahunan yang berlangsung di Cape Town.

Penyelenggara pertemuan pengembang game terbesar benua Afrika itu bertujuan membantu industri permainan game untuk memenuhi permintaan konten buatan Afrika sekaligus meningkatkan potensi bakat atau talenta lokal.

Alexander Poone, komikus dan animator game, di Africa Games Week di Cape Town, 23 Februari 2022. (RODGER BOSCH / AFP)

Sebagian besar permainan game yang ada di pasaran berasal dari Amerika, Eropa, dan Jepang, namun konten Afrika sangat sedikit, kata Poone, pendiri Dream Shards. "Banyak konten yang baru dan belum sepenuhnya diteliti," jelasnya.

Acara ini dibuka hari Rabu (23/2) yang berlangsung hingga hari Jumat (25/2), mempertemukan sekitar 2.500 pengembang, penyusun kode, perancang, investor, dan penerbit, dan sekitar 600 dari mereka hadir secara langsung.

Nick Hall salah seorang pemrakarsa pekan video games Afrika itu mengatakan banyak penerbit mengungkapkan minat pada konten buatan Afrika. [mg/jm]