Pengembangan Kawasan Wisata akan Tingkatkan Klaim Filipina atas Laut China Selatan

Pesawat angkut Angkatan Udara Filipina Hercules C-130 mendarat di Pulau Thitu, Laut China Selatan (foto: dok).

Sebuah proposal untuk menempatkan hotel-hotel wisata di sebuah pulau kecil Filipina di Laut China Selatan, dapat meningkatkan klaim kedaulatan laut Manila yang lebih luas. Filipina mencoba untuk menahan China, saingannya yang lebih kuat di wilayah yang disengketakan itu, kata para pakar.

Pejabat-pejabat Filipina mungkin membuka Pulau Thitu kecil itu untuk hotel-hotel wisata, kata Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana kepada media berita domestik, Selasa (23/7). Militer Filipina berencana meningkatkan landasan pacu di pulau itu pada akhir tahun dan kemudian membangun gedung-gedung untuk pasukan, serta "mungkin ditambah beberapa hotel bagi warga Filipina yang ingin pergi ke sana sebagai wisatawan," kata Lorenzana.

Pulau Thitu, yang ditinggali oleh 100 orang, akan bergabung dengan minoritas kecil pulau-pulau karang (atol) Laut China Selatan, terumbu karang dan bentuk daratan lainnya yang bisa dilalui oleh publik sebagai daerah pariwisata.

Kini, Thitu menonjol di Laut China Selatan sebagai salah satu dari sembilan pulau kecil yang dikuasai Filipina dalam rangkaian Kepulauan Spratly yang lebih besar dan paling disengketakan.

Pada bulan April, sebanyak 200 kapal Tiongkok mengepung Pulau Thitu, meningkatkan kekhawatiran di Filipina. China mengambil alih kendali terhadap pulau kecil Filipina yang disengketakan, Scarborough Shoal, pada tahun 2012. (ps/pp)