Pengguna TikTok Protes Proposal Pelarangan oleh AS

Foto ilustrasi yang menunjukkan logo dari media sosial TikTok bersanding dengan bendera AS. Foto diambil pada 14 September 2020. (Foto: AFP/Nicolas Asfouri)

Sekelompok pembuat konten TikTok turun ke gedung Kongres Amerika Serikat pada Rabu (22/3) untuk memprotes seruan pelarangan aplikasi berbagi video milik perusahaan asal China tersebut, di tengah kekhawatiran aplikasi itu mengandung ancaman keamanan nasional.

Para pembuat kebijakan dan pejabat pemerintahan mengeluhkan perusahaan induk TikTok, ByteDance, dapat menyerahkan data pribadi pengguna kepada pemerintah Tiongkok dan menyerukan agar aplikasi tersebut dihapus dari toko-toko aplikasi, kecuali jika dijual ke perusahaan AS.

BACA JUGA: BBC Desak Staf untuk Tinggalkan TikTok Karena Kekhawatiran Masalah Data

Para pendukung TikTok mengatakan bahwa platform itu tidak lebih rentan terhadap peretasan data daripada aplikasi lain yang sama-sama melakukan pengumpulan informasi pribadi dan bahwa para pembuat kebijakan seharusnya berusaha memperketat undang-undang data pribadi ketimbang merusak kesenangan mereka.

Sekelompok remaja, guru dan pemilik bisnis berunjuk rasa di Kongres untuk mendiskusikan penentangan mereka terhadap kemungkinan pelarangan TikTok, serta menyerukan manfaat TikTok dalam hidup dan penghasilan mereka.

Beberapa di antara mereka mengatakan, mereka diterbangkan ke Washington oleh perusahaan teknologi itu, demikian laporan media AS.

“Saya membangun bisnis saya di TikTok, sehingga hal ini menjadi masalah bagi saya dan usaha saya,” kata akun @countrylather2020, produsen sabun yang kini memiliki 70.000 pengikut di akun TikToknya, dalam video yang diunggahnya ketika ia tiba di Washington.

“Memangnya tidak ada platform lain? Tentu ada, dan saya juga punya akun di sana. Tapi tidak ada yang memiliki daya jangkau seluas TikTok.”

BACA JUGA: TikTok Perbarui Aturan Platform Demi Raih Dukungan AS

Aplikasi yang baru-baru ini mengungkap bahwa memiliki 150 juta pengguna di AS itu sudah dilarang dipasang pada perangkat elektronik milik pemerintah federal maupun beberapa negara bagian. TikTok juga diblokir oleh beberapa universitas negeri, namun kongres dan Presiden Joe Biden tengah mempertimbangkan pelarangan sepenuhnya.

CEO perusahaan itu, Shou Zi Chew, akan bersaksi di hadapan Kongres AS pada Kamis (23/3) di mana ia diperkirakan akan mengatakan kepada Komite Energi dan Perdagangan DPR AS bahwa: “ByteDance bukanlah agen China atau negara lain.” [rd/rs]