Demonstran di Berlin berusaha menghentikan para pengembang ril estat menghancurkan salah satu bagian terpanjang Tembok Berlin yang tersisa.
BERLIN —
Tembok Berlin dulu jelas mengingatkan orang pada Perang Dingin. Tembok itu dibangun Jerman Timur yang komunis tahun 1961, untuk menghentikan warganya melarikan ke Berlin Barat. Namun, sekarang, tembok yang dulunya mengitari seluruh ibu kota Jerman itu, hampir tidak ada lagi.
Kecuali di East Side Gallery. Sekarang, bagian tembok yang panjangnya satu mil itu dipenuhi lukisan mural para seniman dari seluruh dunia.
Namun hari Jumat, pekerja-pekerja bangunan mulai menghancurkan bagian tembok setinggi 22 meter, langkah pertama proyek untuk membangun gedung apartemen mewah di tempat itu.
Tindakan itu memicu protes – 200 orang berdemonstrasi, dan tiga orang ditangkap.
Kani Alvi, seniman yang lukisannya ada di tembok itu, mengatakan, tembok itu terlalu bersejarah untuk dihancurkan. “Ini adalah bagian tembok terpanjang. Jika kita menghancurkannya, kita tidak akan punya bukti lagi untuk ditunjukkan kepada generasi-generasi mendatang seberapa besarnya tembok itu, dan bagaimana tembok itu memisahkan orang. Ini adalah pesan yang harus terus kita ajarkan. Tanpa tembok itu, generasi-generasi mendatang tidak akan percaya mengenai hal yang sesungguhnya itu,” paparnya.
Wali kota Berlin menolak berkomentar mengenai hal ini. Namun, Volker Thoms, juru bicara pengembang ril estat Living Bauhaus, mengatakan kepada VOA bahwa perusahaannya bermaksud membangun lagi bagian-bagian tembok di tempat lain di propertinya. Ia juga mengatakan sebagaimana juga diberitakan surat kabar setempat dan diungkapkan sebagian warga Berlin bahwa lahan yang yang sangat bernilai itu sudah terlalu lama tidak didayagunakan.
Tembok itu secara teknis merupakan tempat bersejarah yang dilindungi. Namun, minggu lalu, kota itu mengizinkan dihancurkannya bagian tembok itu.
Demonstran bertekad akan melanjutkan penentangan mereka ke pengadilan untuk melindungi bagian bersejarah Perang Dingin yang lalu.
Kecuali di East Side Gallery. Sekarang, bagian tembok yang panjangnya satu mil itu dipenuhi lukisan mural para seniman dari seluruh dunia.
Namun hari Jumat, pekerja-pekerja bangunan mulai menghancurkan bagian tembok setinggi 22 meter, langkah pertama proyek untuk membangun gedung apartemen mewah di tempat itu.
Tindakan itu memicu protes – 200 orang berdemonstrasi, dan tiga orang ditangkap.
Kani Alvi, seniman yang lukisannya ada di tembok itu, mengatakan, tembok itu terlalu bersejarah untuk dihancurkan. “Ini adalah bagian tembok terpanjang. Jika kita menghancurkannya, kita tidak akan punya bukti lagi untuk ditunjukkan kepada generasi-generasi mendatang seberapa besarnya tembok itu, dan bagaimana tembok itu memisahkan orang. Ini adalah pesan yang harus terus kita ajarkan. Tanpa tembok itu, generasi-generasi mendatang tidak akan percaya mengenai hal yang sesungguhnya itu,” paparnya.
Wali kota Berlin menolak berkomentar mengenai hal ini. Namun, Volker Thoms, juru bicara pengembang ril estat Living Bauhaus, mengatakan kepada VOA bahwa perusahaannya bermaksud membangun lagi bagian-bagian tembok di tempat lain di propertinya. Ia juga mengatakan sebagaimana juga diberitakan surat kabar setempat dan diungkapkan sebagian warga Berlin bahwa lahan yang yang sangat bernilai itu sudah terlalu lama tidak didayagunakan.
Tembok itu secara teknis merupakan tempat bersejarah yang dilindungi. Namun, minggu lalu, kota itu mengizinkan dihancurkannya bagian tembok itu.
Demonstran bertekad akan melanjutkan penentangan mereka ke pengadilan untuk melindungi bagian bersejarah Perang Dingin yang lalu.