Menghitung bulu hidung mayat, memanfaatkan laba-laba yang sudah mati, dan menjelaskan kenapa ilmuwan menjilat batu. Itulah yang dilakukan peraih Ig Nobel tahun ini. Penghargaan itu diberikan atas prestasi ilmiah yang lucu, demikian diumumkan penyelenggara pada Kamis (14/9).
Upacara pemberian hadiah tahunan ke-33 ini merupakan acara yang direkam sebelumnya secara daring (online), yang dilakukan sejak pandemi virus corona. Sebelumnya, upacara diadakan langsung di Harvard University. Sepuluh penghargaan parodi itu diberikan kepada tim dan individu di seluruh dunia.
Salah seorang peraih Ig Nobel itu adalah Jan Zalasiewicz dari Polandia. Ia menerima penghargaan untuk bidang kimia dan geologi karena menjelaskan mengapa banyak ilmuwan suka menjilat batu.
Satu tim ilmuwan dari India, China, Malaysia, dan Amerika meraih penghargaan dalam bidang teknik mesin atas penelitian mereka tentang pemanfaatan laba-laba mati sebagai alat pencengkeram.
Tim pemenang lainnya dipuji karena mempelajari dampak kebosanan guru pada kebosanan siswa; pengaruh aktivitas seksual ikan teri pada pencampuran air laut; dan bagaimana sumpit dan sedotan listrik bisa mengubah rasa makanan, menurut penyelenggara.
Acara ini diadakan majalah Annals of Improbable Research dan disponsori Harvard-Radcliffe Science Fiction Association dan Harvard-Radcliffe Society of Physics Students.
“Setiap pemenang (atau tim pemenang) telah melakukan sesuatu yang membuat orang TERTAWA, kemudian BERPIKIR,” menurut situs web Annals of Improbable Research. [ka/rs]