Massa besar orang berjalan di sepanjang pantai Wadi Gaza di kawasan kamp Nusseirat, yang membelah utara dan selatan, berharap diizinkan kembali.
Ada yang berjalan kaki, naik sepeda, menumpang gerobak dorong, atau kereta keledai. Massa orang-orang Palestina di Gaza mengangkut barang-barang dan pergi ke utara, hari Senin (15/4). Setelah enam bulan mengungsi, mereka mengatakan sangat ingin pulang ke rumah di bagian utara wilayah kantong tersebut.
Souad Zayed menyuarakan keinginan banyak pengungsi Gaza untuk pulang. Ia mengatakan bahwa jika perlu, dia siap tinggal dalam tenda bersama anak-anaknya di atas puing-puing bekas rumahnya.
“Kami bisa tinggal di tenda. Kami hanya ingin pulang ke rumah. Meskipun di puing-puing rumah, kami hanya ingin pulang,” cetusnya.
Zayed menggambarkan kondisi tempat tinggal yang buruk, kurangnya akses toilet, dan tenda yang bisa menampung 50 orang sekaligus.
“…50 orang menggunakan satu toilet, 50 orang dalam satu tenda bersama lalat-lalat. Kami mulai menemukan ular dan reptil di sekitar kami karena musim panas akan tiba. Selamatkan kami dari apa yang kami alami…kami perlu istirahat. Demi Allah, kami lelah."
BACA JUGA: Warga Gaza Utara Antre Beli Roti di Bakeri yang Baru Buka LagiEnam bulan setelah serangan udara dan darat Israel, yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, Gaza hancur lebur. Penduduk di wilayah kantong Palestina itu kini kehilangan tempat tinggal serta menghadapi kelaparan dan penyakit yang meluas.
Petugas medis dan penduduk di sana mengungkapkan bahwa seorang perempuan tewas dan 23 orang terluka pada Minggu (14/4) ketika pasukan Israel menembaki puluhan warga yang mencoba kembali ke wilayah utara Gaza dari selatan. Belum ada komentar langsung dari Israel mengenai kematian perempuan itu.
Banyak pengungsi menyadari bahwa mereka harus bertarung nyawa dalam upaya kembali ke wilayah utara Gaza. Mereka menyatakan, itu adalah risiko yang rela mereka hadapi demi bisa pulang.
Seorang penduduk Gaza, Asmaa al-Assar, yang mengungsi ke selatan, mengatakan, “Kami kelelahan, harga diri kami terkikis, dan saya hanya ingin pulang. Sekalipun di atas reruntuhan, saya siap mendirikan tenda dan tinggal di dalamnya bersama anak-anak perempuan dan laki-laki saya. Itu tidak masalah (bagi saya)."
"Meskipun seperti yang mereka katakan, tidak ada makanan dan terjadi kelaparan, tidak masalah. Saya hanya ingin pulang,” imbuhnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 34 ribu dan melukai lebih dari 76 ribu orang sejak 7 Oktober, kata kementerian kesehatan Gaza pada Senin.
Israel melancarkan serangan balasan atas serangan lintas batas Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan 253 orang disandera, menurut penghitungan Israel. Serangan itu memaksa sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi.
Belum ada arahan yang jelas dari militer Israel akan kemungkinan keluarga-keluarga pengungsi Palestina pulang ke rumah mereka. [ka/jm]