Pengungsi Gaza yang berlindung di Khan Younis kembali mengungsi pada Senin (7/10), saat Israel meningkatkan serangan udara dan daratnya di daerah kantong Palestina tersebut dengan lebih banyak serangan terhadap militan Hamas dan pos-pos komando mereka.
Eskalasi terjadi saat kedua belah pihak menandai peringatan satu tahun perang yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah dan mengubah kehidupan warga Palestina selamanya.
Rawaa Abu Jamea adalah salah satu pengungsi Palestina di Khan Younis.
“Kami berada di sekolah yang hancur terkena roket di Bani Suheila, sekolah yang hancur total, dan tidak layak dihuni. Namun, kami tetap di sana karena tidak dapat menemukan tempat lain. Tiba-tiba ada perintah evakuasi dan orang-orang berlarian, jadi kami berlari bersama mereka, dan kami datang ke sini. Kami tidak tahu harus pergi ke mana lagi, dan tidak dapat menemukan tempat, dan tempat di mana kami berada sebelumnya, tidak aman. Tidak ada tempat di Gaza yang aman,” ujar Jamea.
Tentara Israel memerintahkan warga di beberapa wilayah timur Khan Younis di Gaza selatan, untuk kembali meninggalkan rumah mereka, dan banyak keluarga mulai melakukannya, memuat barang-barang mereka ke kereta keledai dan gerobak.
BACA JUGA: Pengungsi Lebanon Ingin Segera Kembali ke RumahSebelumnya militer Israel mengatakan telah menewaskan puluhan militan dan membongkar infrastruktur militer di Jabalia. Mereka mengatakan, operasi tersebut akan terus dilakukan untuk mencegah Hamas kembali menyatukan kekuatan.
Jabalia adalah yang terbesar dari delapan kamp pengungsian bersejarah di Jalur Gaza. Setelah militer Israel mengepungnya, kata para warga, segera setelah serangan roket, militer memperluas perintah evakuasi di Jabalia hingga mencakup wilayah di kota-kota utara Beit Hanoun dan Beit Lahiya.
Sementara itu pada Senin, Hamas mengatakan telah menyerang ibu kota komersial Israel, Tel Aviv dengan rentetan rudal, yang memicu sirene di Israel tengah. Dua orang terluka ringan, menurut layanan ambulans Israel.
“Rasa aman adalah bersama Tuhan kami, tidak ada tempat yang aman bagi kami untuk berlindung. Cukuplah Allah bagi kami, dan Dia adalah sebaik-baik Pengatur segala urusan. Kami ingin sebuah negara berdiri bersama kami, tidak ada seorang pun yang berdiri di samping kami, Allah Maha Besar. Di mana dukungan itu, di mana bangsa-bangsa itu?," kata Khawla al-Ghalban, salah satu pengungsi Palestina. [ns/uh]