Kabag Humas Kabupaten Aceh Utara, Andre Prayuda mengatakan pihaknya langsung melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk tes cepat virus corona terhadap para pengungsi Rohingya yang baru tiba di daratan Aceh Utara pada Kamis (25/6) malam.
"Sudah kita rapid test dan 99 orang itu dalam keadaan non reaktif serta keadaannya sehat," kata Andre saat dihubungi VOA, Jumat (26/6).
Selain tes cepat, pemeriksaan kesehatan umum juga dilakukan terhadap puluhan pengungsi tersebut. Hal itu, kata Andre, dilakukan karena beberapa orang di antara mereka dalam kondisi lemah setelah dievakuasi ke pesisir Aceh Utara. "Hanya beberapa orang sakit mengalami lemas, mungkin kekurangan suplai makanan," ungkap Andre.
Para pengungsi Rohingya tersebut, saat ini ditampung sementara di bekas gedung Kantor Imigrasi, kawasan Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe. Bantuan logistik juga telah diberikan sejumlah pihak kepada para pengungsi itu. "Dari kemarin mereka sudah di darat langsung kami ungsikan ke bekas kantor imigrasi. Mereka sudah di situ semua untuk sementara ini," ujarnya.
Saat ini masih belum mengetahui pasti sampai kapan para pengungsi etnis akan berada di Aceh Utara. Pemkab Aceh Utara juga masih mencari tahu ke mana tujuan para pengungsi Rohingya tersebut. "Terkait berapa lama mereka di sini, belum bisa kita jawab," ucap Andre.
Sementara itu saat dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara. Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib mengatakan masyarakat Aceh Utara menampung sementara pengungsi etnis Muslim Rohingya karena atas pertimbangan kemanusiaan, dan sesuai dengan petunjuk Perpres Nomor 125 tahun 2016 Tentang Penanganan Pengungsi Dari Luar Negeri.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengatakan izin merapat yang diberikan ke kapal yang mengangkut para pengungsi itu menunjukkan kemenangan solidaritas antar sesama manusia.
“Kabar baik dari Aceh ini sangat melegakan. Ini menunjukkan betapa masyarakat Aceh sangat menjunjung tinggi nilai solidaritas tetapi juga sangat menghormati hak asasi pengungsi Rohingya yang selama ini terabaikan," kata Usman Hamid dalam keterangan tertulisnya kepada VOA.
Usman mengatakan, pemerintah harus segera memberikan perlindungan secara resmi terhadap puluhan pengungsi tersebut.
Your browser doesn’t support HTML5
“Kita harus ingat, mereka ini adalah kelompok rentan yang diperlakukan secara sadis oleh otoritas di negaranya. Karena itu, pemerintah Indonesia harus segera mengaktifkan kembali dialog regional untuk menyelamatkan pengungsi Rohingya lainnya yang masih berada di lautan," ujar Usman.
Para pengungsi itu sempat terkatung-katung berhari-hari di lautan karena kondisi kapal yang rusak. Keberadaan mereka baru diketahui nelayan lokal di lepas pantai Seunuddon, Aceh Utara, padaRabu (24/6). Ada 99 orang di dalam kapal itu, termasuk 30 anak. [aa/ab]