Ratusan orang, Rabu (11/8) menyerang rumah warga Suriah di Altindag, pinggiran kota Ankara. Toko-toko Suriah juga menjadi sasaran, dengan massa yang marah menjarah isinya.
Kekerasan itu dipicu oleh pembunuhan seorang pemuda Turki setempat, yang diduga dilakukan oleh warga Suriah.
Polisi mencoba campur tangan, meminta warga untuk kembali ke rumah mereka, tetapi tidak berhasil, karena kekerasan berlanjut selama berjam-jam.
Laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan warga melintasi kota untuk bergabung dengan serangan itu. Belum ada angka resmi yang diberikan tentang mereka yang mengalami cedera.
Altindag, basis kuat dari partai AKP yang berkuasa, merupakan tempat tinggal bagi banyak pengungsi Suriah, yang melarikan diri dari perang saudara Suriah.
Seorang pemilik toko setempat, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kesabaran masyarakat terhadap para pengungsi sudah habis. "Biarkan mereka kembali. Mereka ada di mana-mana di sini, kiri-kanan tengah". Ia menambahkan, "saya hanya satu dari tiga pemilik toko Turki yang tersisa di sini".
Turki membuka pintunya bagi jutaan orang yang melarikan diri dari perang saudara Suriah selama satu dekade. Tetapi analis politik Atilla Yesilada dari Global Source Partners mengatakan ketidakpuasan meningkat terkait kebijakan pengungsi pemerintah, yang kemungkinan akan diperburuk dengan meningkatnya jumlah orang Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban dan tiba di Turki.
Your browser doesn’t support HTML5
“Tidak hanya ada 3,6 juta warga Suriah; setidaknya ada dua ribu orang Iran, setengah juta orang Irak, orang Afrika utara yang jumlahnya tidak diketahui yang datang dengan visa turis. Sekarang orang Afghanistan, bersama negara-negara Asia Tengah lainnya, datang, dan mereka sebenarnya mencuri lapangan pekerjaan karena mereka bekerja dengan upah separuh dari upah minimum," jelas Atilla Yesilada.
"Mereka tidak mengeluh, mereka melakukan pemogokan, jadi tidak hanya di Istanbul dan kota-kota industri lainnya tetapi juga di banyak Kota-kota Anatolia. Mereka disukai untuk pekerjaan manual dan pertanian. Ini adalah masalah besar; semua jajak pendapat terlepas dari partai politik menunjukkan, orang Turki menginginkannya kembali,” imbuhnya.
Politisi oposisi utama, Kemal Kilicdaroglu bulan lalu menyatakan pengungsi Suriah akan dikembalikan dalam waktu dua tahun setelah partainya berkuasa. Rabu malam (11/8) Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan langkah-langkah sedang diambil untuk mengendalikan lonjakan pengungsi Afghanistan.
Erdogan mengatakan, di perbatasan dengan Iran atau Irak, tembok di perbatasan saat ini ditingkatkan secara signifikan. Tembok ini untuk mencegah migrasi ilegal ke Turki.
Turki sedang membangun tembok dan pagar di sepanjang perbatasan Iran dan Irak. Penghalang itu diperkirakan akan diuji karena para pengamat memperingatkan potensi eksodus warga Afghanistan jika Taliban mengambil alih kekuasaan. [my/jm]