Pengunjuk rasa pro-Palestina menyela pidato Presiden AS Joe Biden di Gereja Bunda Emanuel AME di Charleston pada hari Senin (8/1). Mereka menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Ketika Biden menyampaikan pidato di lokasi penembakan massal tahun 2015, di mana seorang pria bersenjata merenggut nyawa sembilan jemaat gereja kulit hitam itu, salah satu pengunjuk rasa berteriak, “Jika Anda benar-benar peduli dengan nyawa yang hilang di sini, maka Anda harus menghormati nyawa yang hilang dan menyerukan gencatan senjata di Palestina.”
Seiring pihak berwenang menggiring para pengunjuk rasa keluar dari gereja, hadirin di lokasi kemudian meneriakkan slogan “empat tahun lagi,” sebagai wujud dukungan bagi Biden.
Biden menanggapinya dengan mengatakan, “Saya memahami semangat mereka,” dan menambahkan bahwa ia telah “diam-diam bekerja sama dengan pemerintah Israel” untuk mendesak mereka agar menghentikan operasi tersebut.
Seorang perempuan di antara hadirin lantas mengatakan, “Anda orang baik.”
BACA JUGA: Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB: Perang Gaza Harus DiakhiriBiden menggunakan pidato kampanyenya itu untuk menyoroti supremasi kulit putih yang menjadi “racun” dan tidak diterima di Amerika.
Biden ingin masyarakat Amerika mengetahui apa yang ia yakini menjadi pertaruhan dalam pemilu presiden November mendatang. Ia lantas mengulas kembali sejumlah trauma terburuk Amerika untuk menyoroti apa yang terjadi jika kebencian dibiarkan berkobar.
Penembakan massal di gereja itu terjadi pada 17 Juni 2015, ketika seorang pria berusia 21 tahun berjalan masuk ke dalam gereja dan, dengan niat untuk memicu perang rasial, menembaki dan membunuh sembilan umat gereja kulit hitam dan melukai satu lainnya.
Biden menjabat wakil presiden ketika ia menghadiri upacara peringatan di Charleston saat itu, di mana Presiden Barack Obama menyanyikan lagu “Amazing Grace” yang kemudian viral. [rd/lt]
BACA JUGA: Indonesia Siap Suarakan Keadilan bagi Palestina di Mahkamah Internasional