Perdana Menteri Thailand, Rabu (21/10) menyatakan akan mencabut keadaan darurat guna meredakan demonstrasi pro-Demokrasi, tetapi para pengunjuk rasa memberi tenggat waktu tiga hari kepada pemimpin Thailand itu untuk mengundurkan diri.
"Saat ini saya bersiap untuk mencabut keadaan darurat di Bangkok dan akan dilakukan dengan segera jika tidak terjadi insiden kekerasan," kata Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha yang merebut kekuasaan melalui kudeta tahun 2014, dalam pidatonya hari Rabu kepada seluruh rakyat tanpa memperinci kapan tindakan itu akan diambilnya.
“Sekarang kita harus menjauh dari tepi jurang licin dan berbahaya yang mudah beralih menjadi kekacauan,” tambahnya.
BACA JUGA: PM Thailand Mungkin akan Cabut Dekrit DaruratAkan tetapi para pemimpin demo itu, Rabu menegaskan akan melangsungkan putaran demo yang baru jika Prayuth tidak mengundurkan diri dalam tiga hari.
Ribuan pengunjuk rasa pada hari Rabu itu berbaris ke Gedung Parlemen, kediaman perdana menteri, yang menentang larangan berkumpul lebih dari empat orang selama enam hari berturut-turut.
Rabu pagi, pengadilan Thailand membatalkan keputusan untuk menutup Voice TV - outlet media yang sebagian dimiliki oleh keluarga mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang diasingkan. Voice TV merupakan satu dari empat media yang sedang dalam penyelidikan atas liputan mereka mengenai gerakan protes di Thailand. [mg/jm]