Pengusaha AS Hadapi Dakwaan Mata-mata di China

Perempuan pengusaha AS, Phan Phan-Gillis (foto: dok).

Seorang perempuan pengusaha AS menghadapi dakwaan di China bahwa ia memata-matai pemerintah China sekitar 20 tahun lalu, termasuk tuduhan bahwa ia mencoba merekrut orang Tionghoa di Amerika untuk memata-matai negara asal mereka.

Dakwaan terhadap Phan Phan-Gillis disampaikan lebih dari setahun setelah ia ditahan ketika berkunjung ke China bersama delegasi perdagangan Amerika yang mempromosikan peluang bisnis di kota tempat tinggalnya, Houston, Texas.

Suami Phan-Gillis, Jeff Gillis, mengatakan istrinya dituduh menjadi mata-mata pemerintah asing dari tahun 1996 sampai 1998. Ia mengatakan, dakwaan itu diterima pengacara Phan-Gillis "beberapa minggu setelah dikeluarkan pengadilan" dan menambahkan, dakwaan itu "sama sekali palsu." Ia mengatakan, tidak dijelaskan istrinya dituduh menjadi mata-mata untuk pemerintah apa.

Panel PBB Juni lalu memutuskan, China melanggar standar hak asasi negara itu sendiri dengan menahan Phan-Gillis karena tidak memenuhi panggilan hakim dan ia tidak diberi bantuan hukum. Phan-Gillis tidak bisa dimintai komentar karena ia ditahan sejak Maret 2015.

Bila terbukti bersalah, mata-mata bisa dijatuhi hukuman penjara maksimum seumur hidup. China memiliki batas 20 tahun untuk penuntutan kejahatan besar seperti spionase, tetapi terkadang memberlakukan pengecualian.

Hubungan Amerika dan China semakin tegang karena perbedaan mengenai sejumlah isu, termasuk isu-isu yang terkait kebijakan ekonomi dan perdagangan serta keamanan dunia maya. Kasus Phan-Gillis bisa semakin mempertegang hubungan kedua negara, karena kasus ini diangkat media hanya beberapa hari sebelum Presiden Amerika Barack Obama dijadwalkan melawat ke China untuk menghadiri KTT Kelompok 20, pertemuan pejabat-pejabat dari 20 ekonomi terbesar dunia. KTT itu dimulai hari Minggu dan Obama akan bertemu ketua Partai Komunis China Xi Jinping di Hangzhou, ibukota Provinsi Zhejiang, China.

Phan-Gillis berimigrasi ke Amerika hampir 40 tahun lalu. Ia lahir di Vietnam dari keluarga keturunan Tionghoa. Keluarganya lari dari Vietnam dan bermukim di Amerika. Setelah bekerja untuk pemerintah kota Houston, Phan-Gillis mendirikan perusahaan konsultan bisnis yang memungkinkannya pergi berkali-kali ke China. [ka/ds]