Penjabat pemimpin Hizbullah, Selasa (8/10) mengatakan bahwa akan semakin banyak warga Israel yang mengungsi karena kelompok militan itu memperluas serangan roketnya semakin jauh ke dalam wilayah Israel. Pernyataan yang menantang itu disampaikan melalui siaran televisi untuk memperingati satu tahun pertikaian yang pada bulan lalu mengeskalasi menjadi peperangan.
Sheikh Naim Kassem, penjabat pemimpin Hizbullah, mengatakan bahwa kemampuan militer kelompoknya masih utuh dan mereka telah mengganti seluruh jajaran komandan seniornya setelah serangan udara besar-besaran Israel selama beberapa minggu terakhir di sebagian besar wilayah Lebanon, termasuk serangan terarah yang membunuh banyak pemimpin tertinggi kelompok tersebut dalam hitungan hari.
Ia juga mengatakan bahwa pasukan Israel belum berhasil membuat kemajuan setelah melancarkan serangan darat ke Lebanon minggu lalu.
Sementara itu, militer Israel mengatakan bahwa divisi keempat militernya kini diterjunkan dalam serangan darat, yang kini meluas ke sisi barat Lebanon, akan tetapi operasi itu masih tampak terbatas pada jalur sempit di sepanjang perbatasan.
Hizbullah mulai menembakkan roket-roketnya ke Israel utara pada 8 Oktober 2023, sehari setelah serangan kejutan Hamas ke Israel memicu kembali perang di Gaza.
Hizbullah dan Hamas merupakan sekutu Iran, dan Hizbullah mengatakan bahwa serangannya bertujuan untuk membantu warga Palestina. Israel lantas melancarkan serangan udara balasan dan konflik pun terus meningkat, hingga meletus menjadi perang berskala penuh pada bulan lalu.
Kelompok militan Lebanon itu mengatakan pihaknya akan menghentikan serangan apabila tercapai gencatan senjata di Gaza. Namun, upaya diplomatik selama berbulan-bulan untuk mengusahakan gencatan senjata telah berulang kali menemui jalan buntu.
BACA JUGA: Hizbullah Dukung Gencatan Senjata di LebanonIsrael telah melancarkan serangkaian serangan besar-besaran ke Hizbullah selama beberapa minggu terakhir dan berjanji akan meneruskan serangan hingga puluhan ribu warganya yang terpaksa mengungsi dapat kembali secara aman ke rumah mereka di Israel utara, yang berbatan dengan Lebanon.
Serangan udara dan pemboman secara intensif yang dilakukan Israel di seantero Lebanon telah menewaskan lebih dari 1.300 orang dan menyebabkan lebih dari satu juta lainnya mengungsi sejak pertengahan September.
Sejak itu, Hizbullah telah memperluas serangan roketnya ke Israel tengah, memicu sirene peringatan serangan udara di pusat komersial negara itu, Tel Aviv.
Sebagian besar proyektil berhasil dicegat atau jatuh di area terbuka, menimbulkan sedikit korban jiwa dan kerusakan properti, serta mengganggu kehidupan di Israel. [rd/ab]