Penjaga Pantai Amerika Serikat telah memanggil Dewan Investigasi Kelautan (Marine Board of Investigation) untuk menyelidiki kapal selam Titan yang meledak saat melakukan ekspedisi wisata menuju bangkai kapal Titanic, kata pejabat Penjaga Pantai AS pada Minggu (25/6).
Pakar mengatakan, kapal selam Titan mengalami peristiwa bencana yang kemungkinan besar menewaskan pilot dan keempat penumpangnya seketika di tengah tekanan air yang sangat kuat di kedalaman Samudra Atlantik Utara.
Kepala Penyelidik Penjaga Pantai AS Kapten Jason Neubauer mengatakan, prioritas utama penyelidikan adalah mengangkat puing-puing kapal selam tersebut.
“Saat ini yang menjadi prioritas penyelidikan adalah mengambil benda-benda dari dasar laut,” ungkapnya.
Ia menambahkan, “Dewan Investigasi Kelautan tidak akan merilis barang bukti begitu berhasil didapatkan karena pertimbangan pihak-pihak penyelidik yang lain dan keluarga yang terlibat sehingga hal itu tidak akan dilakukan untuk sementara.”
Neubauer tidak memberikan batas waktu untuk penyelidikan.
Para penyelidik bekerja sama dengan sejumlah institusi, termasuk Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, Dewan Keselamatan Transportasi Kanada, Dewan Investigasi Kecelakaan Laut Prancis, dan Cabang Investigasi Kecelakaan Laut Inggris, tambahnya.
Barang bukti dikumpulkan di pelabuhan St. John’s, Newfoundland, Kanada, melalui kerja sama dengan pihak berwenang setempat.
Puing-puing Titan ditemukan pada kedalaman 12.500 kaki, setara 3.810 meter, di bawah permukaan laut.
OceanGate Expeditions, perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan kapal selam itu, bermarkas di AS, akan tetapi kapal selam itu terdaftar di Bahama.
Kantor OceanGate sendiri terletak di Everett, Washington, namun perusahaan itu tutup ketika Titan ditemukan.
Sementara itu, kapal induk Titan, Pola Prince, berasal dari Kanada. Kelima korban dalam insiden tersebut merupakan warga negara Inggris, Pakistan, Prancis dan AS.
Penyelidikan laut dalam hampir pasti akan berlangsung lama dan melelahkan.
Bagaimana keseluruhan penyelidikan itu akan berjalan juga diperumit oleh fakta bahwa dunia eksplorasi laut dalam sendiri tidak diatur dengan baik.
Kunci utama penyelidikan itu kemungkinan besar adalah kapal Titan itu sendiri.
Titan tidak terdaftar sebagai kapal AS maupun oleh badan internasional lain yang mengatur keselamatan.
Kapal itu juga tidak diklasifikasikan oleh kelompok industri maritim yang menetapkan standar pada hal-hal seperti konstruksi lambung kapal.
Para peneliti kelautan menyebut ledakan ke dalam (implosion) merupakan skenario terburuk ketika proses pencarian kapal selam yang hilang itu masih dilakukan.
Para pakar telah memperingatkan bahwa di bawah tekanan yang sangat besar di kedalaman ekstrem, lambung kapal selam Titan bisa meledak dan menewaskan seluruh penumpangnya dengan seketika.
Tekanan air pada kedalaman 12.500 kaki di bawah permukaan laut – di mana bangkai kapal Titanic berada – kurang lebih 400 atmosfer atau 6.000 pon per inci persegi (psi). [rd/jm]