Satu dari lima penjual buku Hongkong yang hilang secara misterius tahun lalu mengatakan hari Kamis (16/6) bahwa ia ditahan lebih dari delapan bulan oleh para pejabat di Beijing dan seorang penjual buku lainnya juga diculik dari Hongkong.
Lam Wing-kee, yang toko bukunya menjual buku-buku gosip kepemimpinan politik China, mengatakan dalam konferensi pers bahwa rekannya, Lee Bo, yang menghilang dari Hongkong, diculik oleh polisi China daratan, yang berada di luar yurisdiksi mereka ketika mereka melakukan penculikan itu.
Lam, yang ditahan oleh polisi China selama lebih dari delapan bulan, kembali ke Hong Kong Selasa pagi, menceritakan penderitaannya di hadapan Dewan Legislatif Hongkong dengan didampingi pengacaranya, Albert Ho, Ketua Kelompok Peduli Hak Asasi Manusia.
Lam mengatakan ia ditahan di pabean pada 24 Oktober tahun lalu, ketika dalam perjalanan mengunjungi teman-teman di China daratan. Sekitar 10 pejabat keamanan China membawanya ke suatu tempat di Shenzhen, tempat mereka menyita tanda pengenal dan dokumen lainnya.
Pagi harinya ia dibawa naik kereta api ke Ningbo, sebuah kota di utara di provinsi Zhejiang. Selama 13 jam naik kereta api, ia dipaksa memakai kacamata gelap dan topi untuk mengaburkan baik pengelihatannya maupun identitasnya.
Setibanya di Ningbo, ia dipaksa menandatangani dokumen yang menyatakan tidak akan menghubungi keluarga dan tidak akan menyewa pengacara. Setelah itu, Lam mengatakan, ia diawasi siang dan malam oleh enam orang penjaga.
Lam mengatakan dia diinterogasi setidaknya 30 kali di gedung itu, di mana ia mengatakan kepada para penculiknya bahwa ia mengelola toko buku yang mematuhi hukum Hongkong. Namun Polisi China menuduhnya melanggar hukum domestik dengan mengirim atau mengantarkan buku-buku yang dilarang untuk pelanggan di China daratan. [ps/ii]