Penjualan Mobil Tesla Capai Rekor Tapi Pengiriman Alami Kesulitan

Mobil produksi Tesla dipamerkan dalam sebuah autoshow.

Perusahaan mobil Tesla hampir mencapai rekor kuartalan dari segi penyerahan mobil baru, tetapi perusahaan itu mengalami kesulitan pengiriman mobil listrik ke tempat yang tepat, ketika kuartal kedua mendekati akhir, kata CEO Elon Musk kepada pekerjanya dalam memo internal.

Musk menulis, perusahaan dapat memecahkan rekor 90.700 mobil listrik yang ditetapkan pada kuartal keempat tahun lalu, jika seluruh karyawan Tesla berupaya sebisa mungkin sebelum kuartal berakhir pada hari Minggu.

Wall Street akan mengamatinya karena saham-saham perusahaan di Palo Alto, California itu, turun lebih dari 30 persen tahun ini, setelah sejumlah investor khawatir dengan permintaan kendaraan listrik Tesla. Pada kuartal pertama perusahaan hanya mengirim 63.000, turun 31 persen dari kuartal keempat tahun lalu.

Perusahaan belum mengubah target penjualannya dari 360.000 menjadi 400.000 kendaraan tahun ini, dan Musk telah berulang kali membantah kalau ada masalah permintaan untuk tiga kendaraan produksi pabriknya, sedan Model S ukuran penuh, sedan kecil Model 3 dan SUV Model X.

BACA JUGA: Indonesia Targetkan Produksi Mobil Listrik dalam Lima Tahun

Tetapi pengamat Wedbush (perusahaan pasar modal), Daniel Ives menulis dalam sebuah catatan kepada para investor hari Rabu, tidak mungkin Tesla akanbisa menyerahkan 90.000 hingga 100.000 kendaraan pada kuartal ini, dan menurutpendapat kami ini seperti hendak mendaki puncak gunung Everest.'' Dia memperkirakan, 84.000 hingga 88.000penyerahan akan terealisasi untuk kuartal tersebut.

Saham Tesla naik sekitar 2 persen dalam perdagangan Rabu pagi menjadi $ 224.52.

Sementara itu, pasar saham AS yang mencapai rekor dan antisipasi potongan suku bunga yang menguntungkan pemilik saham oleh Bank Sentral akhir tahun ini mendorong para manajer dana menjual saham-saham yang tidak laku dengan harapan mendapat keuntungan lebih besar.

Mereka sekarang bertaruh pada saham mulai dari Charles Schwab Corp yang diuntungkan oleh suku bunga yang lebih rendah; saham FedEx Corp yang peka dengan kinerja musiman dan terkait perdagangan dengan Tiongkok; perusahaan perawatan kesehatan seperti Teladoc Health Inc yang menghadapi risiko perombakan peraturan lebih lanjut setelah pemilu 2020. (ps/jm)