Penjualan Ritel di Indonesia Tumbuh 22,9 Persen

Penjual kopi instan di Jakarta Pusat.

Pertumbuhan ini didorong permintaan akan makanan, minuman dan tembakau, menurut sebuah survei Bank Indonesia.

Penjualan ritel di Indonesia bulan Juni naik 22,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, didorong permintaan akan makanan, minuman dan tembakau, menurut sebuah survei Bank Indonesia yang diumumkan Selasa (11/8).

Pertumbuhan penjualan ritel bulan Juni sesuai dengan peningkatan konsumsi selama bulan Ramadan.

Pertumbuhan penjualan bulan Mei direvisi menjadi 20,6 persen dari sebelumnya dilaporkan naik 19,8 persen, menurut survei tersebut.

Sebanyak 700 peritel di 10 kota besar yang disurvei mengakatakan mereka memperkirakan pertumbuhan penjualan melambat bulan September karena permintaan kembali ke normal setelah musim perayaan.

Para responden memperkirakan tekanan harga akan melonggar dalam tiga bulan mendatang, dibantu oleh distribusi barang yang lancar dan harga-harga stabil dari para distributor.

Namun, tekanan-tekanan harga dalam enam bulan mendatang sepertinya akan naik menjelang permintaan untuk Natal dan Tahun Baru.