Pentagon, pada Kamis (14/9), mengatakan bahwa pihaknya belum memulai kembali operasi kontraterorisme di Niger. Penegasan tersebut disampaikan sehari setelah kepala angkatan udara Amerika Serikat di Eropa dan Afrika mengatakan penerbangan tersebut telah dilanjutkan.
Menjawab pertanyaan kantor berita The Associated Press, pada Rabu (13/9), dalam konferensi keamanan, Jenderal James Hecker mengatakan militer Amerika Serikat telah dapat melanjutkan sebagian operasi kontraterorisme, baik dengan drone maupun pesawat berawak di Niger.
Namun pihak Pentagon, pada Kamis, merilis pernyataan yang menyebutkan bahwa misi-misi itu hanya untuk perlindungan pasukan, bukan untuk operasi kontraterorisme yang lebih sensitif dan lebih luas yang pernah berhasil dilakukan pasukan AS bersama militer Niger. Pentagon juga mengatakan bahwa “kabar yang berbeda [pernyataan mereka] adalah keliru.”
BACA JUGA: Junta Niger Tuding Prancis Kirim Tentara, Kemungkinan untuk Intervensi“Kami hanya menggunakan ISR (intelijen, pengawasan dan pengintaian) untuk memantau segala ancaman,” kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh pada konferensi pers hari Kamis. “ISR ini bertujuan untuk melindungi pasukan. Hanya itu.”
Pihak junta militer menggulingkan presiden Niger pada akhir Juli lalu. Beberapa minggu setelahnya, sekitar 1.100 tentara Amerika Serikat yang dikerahkan di wilayah tersebut dikurung di dalam pangkalan militer.
Berita bahwa sebagian penerbangan telah dilanjutkan dipandang sebagai pertanda baik bahwa upaya diplomatik Departemen Luar Negeri AS dengan junta meningkatkan keamanan di lapangan.
Ketidakpastian politik selama berminggu-minggu setelah kudeta dan situasi keamanan yang tidak stabil menyebabkan AS mengonsolidasikan sebagian pasukannya di pangkalan menjauh dari Niamey, ibu kota Niger.
Dalam pernyataan klarifikasi pada Kamis, juru bicara angkatan udara AS di Afrika Kolonel Robert Firman mengatakan, dalam sambutan pada Rabu, Jenderal Hecker hanya mengacu pada perspektif komponen udara. Ia tidak membahas keseluruhan program kontraterorisme di Niger.
BACA JUGA: Iran Puji “Perlawanan” Negara-negara Afrika terhadap “Kolonialisme”Amerika Serikat telah menjadikan Niger sebagai pos terluar regional untuk melakukan patroli skala besar dengan menggunakan drone bersenjata, pelatihan pasukan Niger, dan upaya kontraterorisme lainnya melawan gerakan ekstremis Islam yang selama bertahun-tahun telah merebut wilayah tersebut, membantai warga sipil, dan memerangi tentara asing.
Pangkalan-pangkalan itu merupakan bagian penting dari keseluruhan upaya kontraterorisme Amerika Serikat di wilayah Afrika Barat. [ka/jm]