Angkatan Laut dan Angkatan Darat Amerika Serikat meluncurkan roket dari landasan peluncuran tepi laut di negara bagian Virginia untuk menguji hampir selusin eksperimen senjata hipersonik pada Rabu (26/10) untuk membantu mengembangkan kelas senjata baru tersebut, kata Pentagon, yang menyebutkan bahwa uji coba tersebut berjalan sukses.
Laboratorium Nasional Sandia menggelar tes itu dari Fasilitas Penerbangan Wallops milik NASA di Virginia, yang mengevaluasi peralatan komunikasi dan navigasi senjata hipersonik serta bahan-bahan canggih yang dapat menahan panas dalam “lingkungan hipersonik sesungguhnya,” menurut pernyataan AL AS.
Kendaraan luncur hipersonik diluncurkan dari roket di atmosfer atas sebelum meluncur ke target dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, atau sekitar 6.200 kilometer per jam.
AS dan para pesaingnya di dunia telah mempercepat upaya mereka untuk membangun persenjataan hipersonik – generasi persenjataan berikutnya yang dapat merampas waktu musuh untuk bereaksi dan mekanisme tradisional mereka untuk melakukan serangan.
Untuk mempercepat pengembangannya, Pentagon meluncurkan eksperimen-eksperimen itu dan prototipenya dengan menggunakan roket suborbit, sebuah kendaraan tes yang lebih kecil dan lebih murah, untuk mengisi celah penting antara tes darat dan tes penerbangan sistem penuh.
Pengujian pada hari Rabu itu dimaksudkan untuk memvalidasi aspek Serangan Cepat Konvensional (CPS) Angkatan Laut dan Senjata Hipersonik Jarak Jauh (LRWH) Angkatan Darat di masa depan.
Perusahaan seperti Lockheed Martin Corp dan Raytheon Technologies Corp sedang berupaya untuk mengembangkan kemampuan persenjataan hipersonik AS. [rd/rs]