Amerika Serikat dan sejumlah negara lain kini tengah membentuk kekuatan baru untuk melindungi kapal-kapal yang transit di Laut Merah. Kapal-kapal tersebut telah menghadapi serangan drone dan rudal balistik yang ditembakkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Dalam konferensi pers pada Kamis (21/12), juru bicara Departemen Pertahanan AS Mayjen Angkatan Udara Pat Ryder mengatakan bahwa operasi gabungan tersebut, yang diberi nama Operation Prosperity Guardian dan akan berfungsi sebagai semacam patroli jalan raya, berpatroli di Laut Merah dan meyakinkan para pelaut bahwa komunitas internasional ada untuk membantu keselamatan perjalanan mereka.
Seriusnya serangan yang datang, beberapa di antaranya merusak kapal-kapal, telah menyebabkan beberapa perusahaan pelayaran memerintahkan kapal mereka untuk tidak memasuki Selat Bab el-Mandeb sampai situasi keamanan dapat diatasi.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah bertemu Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa di Manama, pada Selasa (19/12), di mana ia meluncurkan Operasi Prosperity Guardian sebagai tanggapan atas serangan-serangan itu.
Gugus tugas itu akan berpatroli di area seluas Washington D.C. hingga Boston, kata Ryder.
BACA JUGA: Australia akan Kirim Personel Militer untuk Bantu Lindungi Kapal di Laut Merah"Houthi perlu menghentikan serangan-serangan ini. Mereka harus menghentikannya sekarang," tambahnya.
Dalam pengarahan kepada awak media, Ryder juga mengomentari pembicaraan yang terjalin baru-baru ini antara Jenderal CQ Brown, ketua Kepala Staf Gabungan, dengan rekannya dari China Jenderal Liu Zhenli.
"Saya tidak akan berbicara mewakili China. Jelas, kalian tahu posisi kami dan kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka," kata Ryder.
Ketua Kepala Staf Gabungan berbicara dengan rekannya dari China pada Kamis. Menurut para pejabat, pembicaraan tersebut merupakan diskusi baru antara para pemimpin militer senior kedua negara di saat pemerintahan Biden berupaya mencairkan hubungan dengan Beijing.
Terakhir, Ryder mengumumkan bahwa pada Malam Natal, Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara, dikenal sebagai NORAD, akan melakukan misi khusus, melacak Sinterklas selagi ia melakukan perjalanan melintasi dunia.
Anak-anak dan keluarga di seluruh dunia akan dapat melacak lokasi Sinterklas dengan menelepon NORAD atau melacaknya melalui situs web Sinterklas dan akun-akun media sosial. [ka/jm]