Penulis Norwegia Jon Fosse dianugerahi Hadiah Nobel Sastra tahun ini. Akademi Swedia, yang menganugerahkan penghargaan itu, menyoroti apa yang disebutnya “drama dan prosa inovatif Fosse, yang menyuarakan hal-hal yang tak bisa dikatakan.”
“Karyanya yang luar biasa yang ditulis dalam bahasa Norwegia Nynorsk dengan berbagai macam genre mencakup banyak drama, novel, kumpulan puisi, esai, buku anak-anak dan terjemahan,” kata Akademi itu.
Fosse tidak pernah mendapat pengakuan populer di luar Norwegia. Tetapi di kalangan sastra, penulis naskah drama berusia 64 tahun ini dianggap sebagai penulis naskah yang terbaik sepanjang masa.
Ia telah mendapat penghargaan di berbagai penjuru Eropa dan bahkan menerima gelar bangsawan di Prancis pada tahun 2007. Pemerintah Norwegia telah lama menanggung biaya hidupnya dan mendanai pekerjaannya dengan gaji seumur hidup.
Penulis Amerika Damion Searls menyebut Fosse “mungkin adalah sastrawan terbaik di antara semuanya.” Yang lainnya menyamakan Fosse dengan Henrik Ibsen, yang karya dramanya pada abad ke-19 memopulerkan modernism di teater.
Keberhasilan Fosse dalam penulisan naskah drama terbatas hingga ia akhirnya terkenal pada usia 40-an, ketika pada tahun 1998, drama pertamanya dipentaskan di Paris, Nokon kjem til å komme, atau Seseorang Akan Datang. Sejak itu, drama-drama Fossen telah diproduksi di lebih dari 60 negara, kata penerjemahnya.
Meskipun banyak kalangan di teater yang merayakan kemenangan Fosse, para pengkritik telah lama menuduh Komite Nobel secara tidak adil lebih memihak penulis Eropa dan kulit putih lainnya, menghina seniman nonkulit putih dari negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah yang biasa disebut the Global South.
Pengumuman pemenang Nobel dimulai pada hari Senin lalu dengan hadiah Nobel Kedokteran dianugerahkan kepada Kataline Kariko dari Hongaria dan Drew Weissman dari AS atas riset bersama mereka yang mengarah pada pengembangan dengan cepat vaksin mRNA COVID.
Akademi hari Selasa menganugerahkan Hadiah Nobel Fisika untuk Pierre Agostini, Ferenc Krausz dan Anne L’Huillier atas upaya masing-masing yang mengarah pada pembentukan “gerakan cahaya yang sangat singkat yang dapat digunakan untuk mengukur proses cepat di mana elektron-elektron bergerak atau mengubah energi.”
Pada hari Rabu, Moungi Bawendi, Louis Brus dan Alexei Ekimov dianugerahi Hadiah Nobel Kimia atas karya mereka dalam memajukan bidang nanoteknologi.
Hadiah Nobel Perdamaian akan diumumkan hari Jumat, disusul dengan penghargaan terakhir, Hadiah Nobel Ilmu Ekonomi pada hari Senin.
Semua kategori, kecuali ekonomi, ditetapkan dalam surat wasiat pengusaha Swedia abad ke-19, Alfred Nobel, yang menghasilkan banyak uang berkat penemuan dinamitnya.
Hadiah Nobel pertama dianugerahkan pada tahun 1901, lima tahun setelah kematian Nobel.
Penghargaan Nobel Ilmu Ekonomi ditetapkan pada tahun 1968 oleh bank sentral Swedia, Sveriges Riksbank, untuk mengenang Nobel, dengan para pemenang pertamanya, Ragnar Frisch dan Jan Tinbergen dari Belanda, diumumkan pada tahun berikutnya. [uh/ab]