Menurut hasil penelitian, penyalahgunaan obat-obatan resep yang dilakukan oleh perempuan hamil dan menyusui di Amerika terus meningkat.
Di ruang melahirkan di seluruh Amerika, para dokter melihat lebih banyak ibu yang kecanduan pada obat-obatan resep penghilang rasa sakit.
Peningkatan ini begitu besar sehingga Dr. Stephen Patrick di Universitas Michigan memutuskan untuk mengkaji-ulang catatan rumah sakit untuk mengetahui seberapa serius masalah tersebut. Ia terdorong oleh pengalamannya sendiri.
Dr Patrick memaparkan, “Apa yang kami temukan adalah – dari tahun 2000 hingga 2009 – jumlah bayi yang menunjukkan gejala gangguan emosional akibat obat-obatan meningkat hingga tiga kali lipat… Selain itu kami mendapati bahwa jumlah ibu yang menggunakan obat-obatan penghilang rasa sakit ketika melahirkan naik menjadi lima kali lipat.”
Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika menyebut penyalahgunaan obat-obatan resep sebagai masalah obat-obatan yang berkembang paling pesat di Amerika. Obat-obatan yang umum disalahgunakan adalah obat-obatan resep penghilang rasa sakit seperti oxycodone. Demikian pula obat-obatan ilegal seperti heroin.
Dr. Stephen Patrick mengatakan bahwa bayi yang lahir dengan obat-obatan ini di dalam tubuh mereka tinggal lebih lama di rumah sakit dan mengeluarkan biaya lebih banyak sewaktu mereka mengalami drug withdrawal atau gejala gangguan emosional akibat penyalahgunaan obat-obatan penghilang rasa sakit yang dikenal sebagai neonatal-abstinence-syndrome.
“Gejala-gejala umum yang ditunjukkan bayi setelah mereka dilahirkan adalah sifat lekas marah, kesulitan menyusu dan kesulitan bernafas. Kami juga tahu bahwa bayi-bayi yang memiliki neonatal-abstinence-syndrome seringkali lahir dengan berat badan rendah,” papar Dr. Patrick lagi.
Yang belum diketahui adalah apakah bayi-bayi ini akan menderita gangguan kesehatan jangka panjang. Masalah lain adalah bayi-bayi ini memerlukan obat-obatan penghilang rasa sakit yang sama – seperti methadone – sampai kadar obat-obatan itu dikurangi. Karena bayi-bayi ini begitu kecil, bahaya utamanya adalah kematian akibat kelebihan obat. Juga ketika perempuan hamil menggunakan obat-obatan penghilang rasa sakit, mereka meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi yang sudah meninggal.
Dr. Stephen Patrick menyebut situasi ini sebagai kondisi kesehatan umum darurat yang membutuhkan perhatian pemerintah pada semua tingkat serta para peneliti. Para ahli mengatakan cara terbaik adalah meminta para ibu untuk tidak menggunakan obat penghilang rasa sakit ketika mereka hamil.
Laporan ini diterbitkan di Jurnal Asosiasi Medis Amerika.
Peningkatan ini begitu besar sehingga Dr. Stephen Patrick di Universitas Michigan memutuskan untuk mengkaji-ulang catatan rumah sakit untuk mengetahui seberapa serius masalah tersebut. Ia terdorong oleh pengalamannya sendiri.
Dr Patrick memaparkan, “Apa yang kami temukan adalah – dari tahun 2000 hingga 2009 – jumlah bayi yang menunjukkan gejala gangguan emosional akibat obat-obatan meningkat hingga tiga kali lipat… Selain itu kami mendapati bahwa jumlah ibu yang menggunakan obat-obatan penghilang rasa sakit ketika melahirkan naik menjadi lima kali lipat.”
Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika menyebut penyalahgunaan obat-obatan resep sebagai masalah obat-obatan yang berkembang paling pesat di Amerika. Obat-obatan yang umum disalahgunakan adalah obat-obatan resep penghilang rasa sakit seperti oxycodone. Demikian pula obat-obatan ilegal seperti heroin.
Dr. Stephen Patrick mengatakan bahwa bayi yang lahir dengan obat-obatan ini di dalam tubuh mereka tinggal lebih lama di rumah sakit dan mengeluarkan biaya lebih banyak sewaktu mereka mengalami drug withdrawal atau gejala gangguan emosional akibat penyalahgunaan obat-obatan penghilang rasa sakit yang dikenal sebagai neonatal-abstinence-syndrome.
“Gejala-gejala umum yang ditunjukkan bayi setelah mereka dilahirkan adalah sifat lekas marah, kesulitan menyusu dan kesulitan bernafas. Kami juga tahu bahwa bayi-bayi yang memiliki neonatal-abstinence-syndrome seringkali lahir dengan berat badan rendah,” papar Dr. Patrick lagi.
Yang belum diketahui adalah apakah bayi-bayi ini akan menderita gangguan kesehatan jangka panjang. Masalah lain adalah bayi-bayi ini memerlukan obat-obatan penghilang rasa sakit yang sama – seperti methadone – sampai kadar obat-obatan itu dikurangi. Karena bayi-bayi ini begitu kecil, bahaya utamanya adalah kematian akibat kelebihan obat. Juga ketika perempuan hamil menggunakan obat-obatan penghilang rasa sakit, mereka meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi yang sudah meninggal.
Dr. Stephen Patrick menyebut situasi ini sebagai kondisi kesehatan umum darurat yang membutuhkan perhatian pemerintah pada semua tingkat serta para peneliti. Para ahli mengatakan cara terbaik adalah meminta para ibu untuk tidak menggunakan obat penghilang rasa sakit ketika mereka hamil.
Laporan ini diterbitkan di Jurnal Asosiasi Medis Amerika.