Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta maaf pada warga di Solo karena tersendatnya penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat.
SOLO —
Ribuan warga di Solo mulai menerima dana kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), atau yang disebut dengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Waginem, warga Nusukan yang berusia 78 tahun hanya bisa duduk bersandar di tembok kantor pos setempat, Senin siang (24/6). Raut wajahnya kelelahan karena ikut mengantre ditengah sengatan panasnya sinar matahari. Anak Waginem, Widayati, berada di sampingnya sambil memberi minuman dan mengipasi. Widayati menyayangkan sikap pemerintah yang membiarkan warga berusia lanjut ikut mengantre menerima BLSM dan tidak ada pelayanan khusus.
“Ibu saya kan usianya sudah lanjut, kasihan kondisi ibu saya ini. Pendengarannya sudah berkurang, fisiknya gampang capek, gampang lelah. Bayangkan saja usia tua renta seperti ini harus ikut antre bareng ribuan warga. Apa pemerintah nggak ada rasa kasihan?” ujar Widayati.
Warga berjejal sampai luar halaman kantor pos Nusukan Solo, yang menyediakan lima loket untuk melayani warga penerima BLSM.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, yang ikut melihat langsung kondisi pembagian BLSM di kantor pos tersebut meminta tambahan petugas pos dan loket untuk melayani ribuan warga yang mengantre. Ia juga meminta maaf pada warga terkait pelayanan pembagian BLSM ini.
Menurutnya, ada isu menyesatkan bahwa jika warga penerima BLSM tidak datang jam 9 maka tidak akan dilayani, sehingga warga pun berjubel di kantor pos.
“Akhirnya di kantor pos ini menumpuk, padahal pelayanan dari jam 9-17 setiap harinya. Besok juga boleh, atau minggu depan juga tidak apa-apa,” ujarnya pada wartawan.
Dahlan menambahkan bahwa lain kali pemerintah akan melibatkan rukun warga atau rukun tetangga agar memberitahu warganya bahwa kalau ada isu seperti itu tidak benar.
“Tapi ya ini sudah terjadi, makanya tadi saya langsung minta maaf di hadapan ribuan warga penerima BLSM, yang hadir. Ini semua salah saya, saya minta maaf kepada mereka semua. Sekarang terserah, mereka mau pulang dulu, masak dulu, kerja dulu, atau tetap ikut mengantre ya silakan. Yang jelas, isu kalau tidang datang jam 9 tidak akan dilayani itu tidak benar.”
Sementara itu, Kepala Kantor Pos Wilayah Solo, Chaerul Hadi, mengungkapkan ada sekitar 29 ribu warga di Solo yang menerima BLSM.
“Kita bayarkan atau kita bagikan mulai Senin ini. BLSM kita bagikan di kelurahan Nusukan, sekitar 1700 penerima di kelurahan tersebut. Kelurahan yang lain, kita masih tunggu data valid penerima BLSM. Mudah-mudahan nanti dalam 1-2 hari sudah lengkap dan bisa dibagikan semua,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa semua perintah terkait pembagian BLSM ini serba mendadak, bahwa Senin harus bisa segera dibayarkan.
“Kita minta penerima BLSM bisa hadir sendiri dan mengambil dananya, jangan diwakilkan. Kalau memang harus diwakilkan ya nanti dari kita akan ada treatment tersendiri, ada aturan sendiri. Artinya BLSM ini jangan sampai salah sasaran. Intinya itu,” ujarnya.
Waginem, warga Nusukan yang berusia 78 tahun hanya bisa duduk bersandar di tembok kantor pos setempat, Senin siang (24/6). Raut wajahnya kelelahan karena ikut mengantre ditengah sengatan panasnya sinar matahari. Anak Waginem, Widayati, berada di sampingnya sambil memberi minuman dan mengipasi. Widayati menyayangkan sikap pemerintah yang membiarkan warga berusia lanjut ikut mengantre menerima BLSM dan tidak ada pelayanan khusus.
“Ibu saya kan usianya sudah lanjut, kasihan kondisi ibu saya ini. Pendengarannya sudah berkurang, fisiknya gampang capek, gampang lelah. Bayangkan saja usia tua renta seperti ini harus ikut antre bareng ribuan warga. Apa pemerintah nggak ada rasa kasihan?” ujar Widayati.
Warga berjejal sampai luar halaman kantor pos Nusukan Solo, yang menyediakan lima loket untuk melayani warga penerima BLSM.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, yang ikut melihat langsung kondisi pembagian BLSM di kantor pos tersebut meminta tambahan petugas pos dan loket untuk melayani ribuan warga yang mengantre. Ia juga meminta maaf pada warga terkait pelayanan pembagian BLSM ini.
Menurutnya, ada isu menyesatkan bahwa jika warga penerima BLSM tidak datang jam 9 maka tidak akan dilayani, sehingga warga pun berjubel di kantor pos.
“Akhirnya di kantor pos ini menumpuk, padahal pelayanan dari jam 9-17 setiap harinya. Besok juga boleh, atau minggu depan juga tidak apa-apa,” ujarnya pada wartawan.
Dahlan menambahkan bahwa lain kali pemerintah akan melibatkan rukun warga atau rukun tetangga agar memberitahu warganya bahwa kalau ada isu seperti itu tidak benar.
“Tapi ya ini sudah terjadi, makanya tadi saya langsung minta maaf di hadapan ribuan warga penerima BLSM, yang hadir. Ini semua salah saya, saya minta maaf kepada mereka semua. Sekarang terserah, mereka mau pulang dulu, masak dulu, kerja dulu, atau tetap ikut mengantre ya silakan. Yang jelas, isu kalau tidang datang jam 9 tidak akan dilayani itu tidak benar.”
Sementara itu, Kepala Kantor Pos Wilayah Solo, Chaerul Hadi, mengungkapkan ada sekitar 29 ribu warga di Solo yang menerima BLSM.
“Kita bayarkan atau kita bagikan mulai Senin ini. BLSM kita bagikan di kelurahan Nusukan, sekitar 1700 penerima di kelurahan tersebut. Kelurahan yang lain, kita masih tunggu data valid penerima BLSM. Mudah-mudahan nanti dalam 1-2 hari sudah lengkap dan bisa dibagikan semua,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa semua perintah terkait pembagian BLSM ini serba mendadak, bahwa Senin harus bisa segera dibayarkan.
“Kita minta penerima BLSM bisa hadir sendiri dan mengambil dananya, jangan diwakilkan. Kalau memang harus diwakilkan ya nanti dari kita akan ada treatment tersendiri, ada aturan sendiri. Artinya BLSM ini jangan sampai salah sasaran. Intinya itu,” ujarnya.