Penyatuan Prancis, Prioritas Pertama Presiden Hollande

  • Lisa Bryant

Mantan Presiden Nicolas Sarkozy (dua dari kiri) berjabat tangan dengan presiden baru Francois Hollande (kanan) di akhir upacara pelantikan presiden Perancis di Istana Elysee di Paris (15/5). Nampak mantan ibu negara Carla-Bruni Sarkozy (dua dari kanan) da

Hollande yang hari Selasa resmi menjadi presiden Sosialis pertama di Perancis dalam hampir dua dasawarsa, mengatakan penyatuan Prancis menjadi prioritas pertamanya.
Mengenakan jas berwarna gelap dan dasi biru, Francois Hollande dilantik sebagai presiden Perancis di Istana Elysee di pusat Paris.

Kemudian, Presiden Hollande yang basah kuyup berdiri di hadapan Makam Pahlawan Tak Dikenal dekat Arc de Triomphe setelah berkendara sepanjang Champs Elysees di dalam mobil Citroen dengan atap terbuka di tengah hujan. Ia menyambut para pendukungnya, yang memenuhi pinggiran jalanan yang menjadi ikon kota Paris itu.

Dalam pidato singkat pelantikan, Hollande mengatakan prioritas pertamanya adalah menyatukan Perancis setelah kampanye presiden yang sengit. Ia bertekad berjuang demi keadilan dan kesamaan hak, serta menentang diskriminasi dalam masa jabatan lima tahunnya.

Hollande juga membahas sejumlah masalah yang dihadapi Perancis dan Eropa, yang sedang berjuang dalam krisis ekonomi yang telah masuk tahun ketiga. Ia mengatakan akan mengusulkan pakta baru bagi ke-27 negara anggota Uni Eropa yang akan menggabungkan pengurangan utang dengan langkah pertumbuhan ekonomi.

Usul Presiden Hollande akan diuji di Berlin, dimana ia Selasa sore mengadakan pembicaraan resmi pertama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Merkel bekerja erat dengan mantan Presiden Sarkozy untuk meloloskan perjanjian pengetatan fiskal yang ditandatangani hampir seluruh anggota Uni Eropa. Kanselir Jerman itu mengatakan pakta tersebut tidak bisa diganggu gugat.

Tetapi Hollande didukung kemarahan publik Eropa terkait langkah-langkah penghematan. Dalam pemilu Yunani baru-baru ini, rakyat mendukung partai-partai yang anti-penghematan dan memicu kekhawatiran negara itu akhirnya akan keluar dari zona pengguna mata uang euro.

Analis politik Bruno Cautres yakin Hollande akan mencari sekutu Eropa diluar kemitraan yang sudah lama antara Jerman dan Perancis.

“Kami bertanya-tanya di banyak negara Eropa apakah terlalu banyak pembatasan anggaran dan tidak cukup pertumbuhan ekonomi. Jadi Francois Hollande pasti akan mencari dukungan pemimpin-pemimpin lain untuk berunding dengan Jerman,”papar Bruno Cautres.

Sementara itu di Jerman, Merkel juga dalam posisi lemah setelah partai konservatifnya kalah dalam dua pemilu lokal. Kanselir Jerman itu Senin mengatakan ia tidak melihat ada konflik antara kebijakan anggaran yang kokoh dan pertumbuhan ekonomi.

Minggu ini, Presiden Hollande akan menuju Amerika untuk menghadiri KTT G8 dan NATO, dan bertemu Presiden Amerika Barack Obama.