Penyebaran paham-paham radikal kembali muncul melalui dunia maya, diantaranya buku "Panduan Pelaksanaan Perang Gerilya di Perkotaan" dan ‘kursus Peledakan’ yang beredar melalui scribd.com.
JAKARTA —
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Gatot S. Dewa Broto kepada VOA mengaku belum mendapat laporan soal peredaran buku-buku berpaham radikal melalui dunia maya.
"Kalo yang muncul di scribd.com itu kami belum mengetahui. Kami butuh bantuan dari siapapun tidak hanya dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) atau dari Mabes Polri, masyarakat bisa melaporkannya kepada kami melalui aduankonten@mail.kominfo.go.id. Pengiriman melalui email ini dimaksudkan untuk memudahkan. url nya kan lengkap. Tinggal klik. Nanti kami verifikasi," kata Gatot S. Dewa Broto.
Gatot menambahkan, Kementrian Kominfo mempunyai keterbatasan untuk memantau seluruh materi yang ada di web site. Untuk itu, perlu adanya partisipasi masyarakat agar secara pro aktif melaporkan hal ini ke Kementrian Kominfo. Sejak 2010 hingga 2011 Kementrian Kominfo telah melakukan penghapusan situs-situs yang masuk kategori radikal.
"Sudah sudah cukup banyak. Tapi tidak seperti pada 2010 – 2011 yang mencapai sekitar 200an situs radikal yang kami tutup. Kalau sekarang ini di 2012 sampai 2013 naik turun," kata Gatot. "Belum lama ini pun ada pengaduan terhadap situs yang disitu memuat metode cara penggunaan bom. Kalo penggunaan bom mungkin bisa juga untuk keperluan pertambangan dan lain sebagainya. Cuma yang jadi persoalan disitu ada embel-embel untuk radikalisme. Sehingga dalam hitungan berapa jam sudah bisa kita tutup," lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Ronny Franky Sompie memastikan Polri terus berupaya untuk mengungkap aksi propaganda kelompok teror melalui internet. Polri tambah Ronny juga telah berkoordinasi dengan BNPT untuk menangkap para pelaku.
Sementara itu, Kepala BNPT, Ansyaad Mbay mengatakan selain situs internet, kelompok teroris di Indonesia sudah mulai merambah jejaring sosial seperti twitter dan facebook untuk menyebarkan aktifitas mereka.
"Iya mereka belajar bikin bom juga 'ga usah ke hutan. Lewat internet saja melalui situs-situs berpaham radikal. Termasuk di facebook twitter juga yang mulai dirambah oleh mereka," jelas Ansyaad Mbay.
Pengamat teroris Al Chaidar memastikan penyebaran paham radikal memang sangat efektif dilakukan di dunia maya. Forum Islam al Busyro menurutnya yang paling aktif menyebarkan paham radikal melalui internet.
"Sangat efektif itu. mereka kan sekarang menyebar secara lebih massif. Jadi mereka cenderung untuk tidak melakukan pertemuan fisik. Dan internet adalah jalur yang paling aman," kata Al Chaidar. "Memang ada itu pengajian Forum Islam al Busyro. Mereka sangat aktif menyebarkan informasi atau hasil-hasil kajian atau fatwa dari ulama-ulama mereka. Saya sudah mendownload Perang Gerilya Kota dan saya lihat memang adalah karateristik dari kelompok-kelompok itu," lanjutnya.
Sementara itu pengamat intelijen Wawan Purwanto menekankan adanya komunikasi dua arah antar kelompok masyarakat hingga di lapisan terbawah. Sehingga aparat keamanan bisa mendeteksi secara dini munculnya kelompok-kelompok teroris.
"Sekarang ini di dunia maya 'kan tidak ada yang memfilter, kecuali itu diblok oleh lembaga yang berwenang seperti Kominfo. Hanya persoalannya kalau toh itu di blok kan mereka bisa mendapat dari sumber-sumber lain," kata Wawan Purwanto. "Yang utama adalah adanya komunikasi timbale balik yang baik antar elemen yang ada di masyarakat baik yang radikal maupun moderat. Sehingga bisa diketahui mana titik-titik yang berbahaya, mana yang sudah terpengaruh dan mana yang masih abu-abu," lanjutnya.
Sebuah buku berjudul "Panduan Pelaksanaan Perang Gerilya di Perkotaan" beredar di Internet melalui scribd.com. Dari penelusuran VOA, dokumen itu diunggah oleh seseorang dengan akun Syarief Ramzan Saluev setebal lebih dari 100 halaman. Buku ini berisi anjuran untuk melakukan serangan terhadap obyek vital pemerintah di perkotaan. Selain itu, ada banyak dalil dan ayat Al Quran yang dikutip untuk memberikan pembenaran pada rencana dan aksi teror mereka.
Buku lain yang beredar di internet adalah ‘Kursus Peledakan’ yang ditulis oleh Abu Khabbab al Misri dan diterjemahkan oleh "Forum Islam al-Busyro". Buku setebal hampir 200-an halaman ini menjelaskan soal tekhnik pembuatan bom baik berskala ledak rendah ataupun yang berdaya ledak besar. Dijelaskan pula dalam buku itu, bahan apa saja yang dibutuhkan serta petunjuk teknis perakitan secara mendetail.
"Kalo yang muncul di scribd.com itu kami belum mengetahui. Kami butuh bantuan dari siapapun tidak hanya dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) atau dari Mabes Polri, masyarakat bisa melaporkannya kepada kami melalui aduankonten@mail.kominfo.go.id. Pengiriman melalui email ini dimaksudkan untuk memudahkan. url nya kan lengkap. Tinggal klik. Nanti kami verifikasi," kata Gatot S. Dewa Broto.
Gatot menambahkan, Kementrian Kominfo mempunyai keterbatasan untuk memantau seluruh materi yang ada di web site. Untuk itu, perlu adanya partisipasi masyarakat agar secara pro aktif melaporkan hal ini ke Kementrian Kominfo. Sejak 2010 hingga 2011 Kementrian Kominfo telah melakukan penghapusan situs-situs yang masuk kategori radikal.
"Sudah sudah cukup banyak. Tapi tidak seperti pada 2010 – 2011 yang mencapai sekitar 200an situs radikal yang kami tutup. Kalau sekarang ini di 2012 sampai 2013 naik turun," kata Gatot. "Belum lama ini pun ada pengaduan terhadap situs yang disitu memuat metode cara penggunaan bom. Kalo penggunaan bom mungkin bisa juga untuk keperluan pertambangan dan lain sebagainya. Cuma yang jadi persoalan disitu ada embel-embel untuk radikalisme. Sehingga dalam hitungan berapa jam sudah bisa kita tutup," lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Ronny Franky Sompie memastikan Polri terus berupaya untuk mengungkap aksi propaganda kelompok teror melalui internet. Polri tambah Ronny juga telah berkoordinasi dengan BNPT untuk menangkap para pelaku.
Sementara itu, Kepala BNPT, Ansyaad Mbay mengatakan selain situs internet, kelompok teroris di Indonesia sudah mulai merambah jejaring sosial seperti twitter dan facebook untuk menyebarkan aktifitas mereka.
"Iya mereka belajar bikin bom juga 'ga usah ke hutan. Lewat internet saja melalui situs-situs berpaham radikal. Termasuk di facebook twitter juga yang mulai dirambah oleh mereka," jelas Ansyaad Mbay.
Pengamat teroris Al Chaidar memastikan penyebaran paham radikal memang sangat efektif dilakukan di dunia maya. Forum Islam al Busyro menurutnya yang paling aktif menyebarkan paham radikal melalui internet.
"Sangat efektif itu. mereka kan sekarang menyebar secara lebih massif. Jadi mereka cenderung untuk tidak melakukan pertemuan fisik. Dan internet adalah jalur yang paling aman," kata Al Chaidar. "Memang ada itu pengajian Forum Islam al Busyro. Mereka sangat aktif menyebarkan informasi atau hasil-hasil kajian atau fatwa dari ulama-ulama mereka. Saya sudah mendownload Perang Gerilya Kota dan saya lihat memang adalah karateristik dari kelompok-kelompok itu," lanjutnya.
Sementara itu pengamat intelijen Wawan Purwanto menekankan adanya komunikasi dua arah antar kelompok masyarakat hingga di lapisan terbawah. Sehingga aparat keamanan bisa mendeteksi secara dini munculnya kelompok-kelompok teroris.
"Sekarang ini di dunia maya 'kan tidak ada yang memfilter, kecuali itu diblok oleh lembaga yang berwenang seperti Kominfo. Hanya persoalannya kalau toh itu di blok kan mereka bisa mendapat dari sumber-sumber lain," kata Wawan Purwanto. "Yang utama adalah adanya komunikasi timbale balik yang baik antar elemen yang ada di masyarakat baik yang radikal maupun moderat. Sehingga bisa diketahui mana titik-titik yang berbahaya, mana yang sudah terpengaruh dan mana yang masih abu-abu," lanjutnya.
Sebuah buku berjudul "Panduan Pelaksanaan Perang Gerilya di Perkotaan" beredar di Internet melalui scribd.com. Dari penelusuran VOA, dokumen itu diunggah oleh seseorang dengan akun Syarief Ramzan Saluev setebal lebih dari 100 halaman. Buku ini berisi anjuran untuk melakukan serangan terhadap obyek vital pemerintah di perkotaan. Selain itu, ada banyak dalil dan ayat Al Quran yang dikutip untuk memberikan pembenaran pada rencana dan aksi teror mereka.
Buku lain yang beredar di internet adalah ‘Kursus Peledakan’ yang ditulis oleh Abu Khabbab al Misri dan diterjemahkan oleh "Forum Islam al-Busyro". Buku setebal hampir 200-an halaman ini menjelaskan soal tekhnik pembuatan bom baik berskala ledak rendah ataupun yang berdaya ledak besar. Dijelaskan pula dalam buku itu, bahan apa saja yang dibutuhkan serta petunjuk teknis perakitan secara mendetail.