Penyelidik Geledah Kantor Perusahaan Kapal Jepang yang Tenggelam

Tim penyelamat merawat seseorang yang ditemukan di daerah berbatu dekat Semenanjung Shiretoko di Jepang, 24 April 2022. (Foto: via AP)

Para pejabat garda pantai menggeledah kantor operator kapal wisata Jepang pada Senin (2/5), sebagai bagian dari penyelidikan kriminal atas dugaan bahwa kelalaian profesional telah menyebabkan tenggelamnya kapal yang mengangkut 26 orang di sebuah taman nasional bulan lalu.

Kapal Kazu 1 memulai tur itu di Taman Nasional Shiretoko di sisi timur laut Hokkaido, pulau utama di bagian paling utara Jepang, pada 23 April, meskipun ramalan cuaca menyebutkan ada gelombang laut tinggi dan peringatan dari operator tur lainnya. Ini menyebabkan munculnya panggilan darurat pada sore harinya yang menyatakan kapal itu sedang tenggelam.

Garda pantai Jepang menyatakan para penyelidik menggeledah lokasi-lokasi yang tidak disebutkan tempatnya yang terkait dengan operator kapal wisata itu. Tayangan di televisi publik NHK menunjukkan para petugas berseragam garda pantai memasuki kantor operator kapal wisata dan rumah kapten kapal yang tenggelam.

BACA JUGA: Jepang Temukan Bangkai Kapal yang Hilang Setelah Kecelakaan yang Tewaskan 14 Orang

Secara terpisah, garda pantai berencana menggunakan kamera bawah air yang dikendalikan dari jarak jauh untuk melihat ke dalam kapal yang tenggelam itu dengan harapan menemukan mayat yang mungkin terperangkap di dalamnya. Kegiatan itu ditunda hari Senin karena cuaca buruk.

Kapal itu mengangkut dua awak dan 24 penumpang, termasuk dua anak-anak. Empat belas mayat telah ditemukan.

Lambung kapal yang bertuliskan nama kapal itu ditemukan di dekat Kashuni Falls, di mana kapal itu mengeluarkan pernyataan SOS. Posisinya terbalik di dasar laut di kedalaman sekitar 115 meter.

BACA JUGA: Kapal Wisata Jepang Tenggelam, 10 Orang Dipastikan Tewas

Operator kapal itu, Shiretoko Pleasure Cruiser, mengalami dua kecelakaan tahun lalu, termasuk satu yang melibatkan kapten kapal yang tenggelam, Noriyuki Toyoda, kata kementerian transportasi sebelumnya.

Seiichi Katsurada, direktur perusahaan itu, pekan lalu mengatakan ia menyetujui perjalanan itu meskipun perangkat komunikasi kapal rusak dan prakiraan cuaca mengenai ombak besar. Kapal itu juga tidak memiliki telepon satelit, katanya. Berbagai laporan media mengatakan ponsel kapten kapal tidak memiliki sinyal dan awak meminjam ponsel salah seorang penumpang untuk menelepon kantor perusahaan kapal itu.

Katsurada mengatakan perairan di pelabuhan asal tenang ketika kapal itu bertolak dan kapten kapal dapat mengubah rencana tur jika cuaca memburuk. [uh/ab]