Kotak hitam dari pesawat yang naas itu tiba di Perancis hari Kamis (14/3) untuk diperiksa di kantor pemeriksaan dan analisis Badan Keselamatan Penerbangan Sipil atau BEA di Paris.
Kata juru bicara BEA sebelumnya, ia tidak tahu bagaimana keadaan kotak pencatat data penerbangan itu, tapi ia berharap, data-data yang cukup bisa diperoleh untuk mengetahui mengapa pesawat Boeing 737 MAX-8 itu tiba-tiba menghunjam ke tanah hanya beberapa menit setelah tinggal landas.
Kecelakaan pesawat Ethiopia itu adalah kecelakaan kedua pesawat sejenis, sejak pesawat Lion Air jatuh di Laut Jawa bulan Oktober lalu dan menewaskan 189 penumpang dan awaknya.
BACA JUGA: Tim Penyelidik Perancis Analisis Rekaman Data Pesawat Ethiopia yang JatuhKedua kecelakaan itu mendorong lebih dari 40 negara mengeluarkan larangan terbang bagi pesawat jenis itu, dan melarangnya terbang di atas kawasan udara mereka.
Sejak kecelakaan pertama, para penyelidik telah memusatkan perhatian pada sistem anti-stall, yang dalam keadaan normal akan menurunkan hidung pesawat supaya pesawat itu bisa terbang secara normal.
Ketika Kanada hari Rabu (13/3) melarang pesawat jenis itu terbang di kawasan udaranya, menteri Transportasi Marc Garneau mengatakan, fluktuasi vertikal kedua pesawat itu menunjukkan hal yang sama.
Badan Penerbangan Federal Amerika, yang kemudian juga melarang terbang pesawat Boeing-737 itu mengatakan, data satelit dan bukti-bukti lainnya menunjukkan gejala yang sama pada kedua pesawat sebelum jatuh.
Badan penyelidik Perancis BEA akan mengadakan analisis atas kotak hitam itu dalam kapasitas sebagai penasihat, karena peraturan internasional mengharuskan Ethiopia yang memimpin penyelidikan.
Badan keselamatan penerbangan Amerika, NTSB juga akan memainkan peran penting dalam penyelidikan itu, karena pesawat Boeing-737 itu dibuat di Amerika. (ii)