Belgia hari Minggu (11/12) mendakwa empat orang yang diduga telah menerima uang dan hadiah dari sebuah negara Teluk untuk mempengaruhi keputusan di Parlemen Eropa, tuduhan yang menimbulkan kekhawatiran di Brussel.
Tim jaksa Jumat lalu (9/12) menggeledah 16 rumah dan menyita US$631.800 di Brussel. Langkah ini merupakan bagian dari penyelidikan dugaan pencucian uang dan korupsi.
Awalnya enam orang ditahan. Empat didakwa dan dua lainnya dibebaskan kemudian, ujar jaksa dalam sebuah pernyataan. Mereka tidak menyebutkan siapa saja yang terlibat.
Tim jaksa mengatakan telah menduga selama berbulan-bulan bahwa negara Teluk sedang berupaya mempengaruhi keputusan di Brussels. Kantor berita Reuters mengutip sumber yang mengetahui kasus tersebut mengatakan negara dimaksud adalah Qatar, yang kini menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Qatar Bantah Tuduhan
Seorang pejabat Qatar membantah tuduhan potensi terjadinya pelanggaran. “Kaitan apapun antara klaim-klaim yang dilaporkan dengan pemerintah Qatar merupakan hal yang tidak berdasar dan informasi yang sangat salah,” ujar pejabat tersebut seraya menambahkan Qatar bekerja lewat keterlibatan insitusi-ke-institusi dan mematuhi sepenuhnya hukum internasional.
Parlemen Eropa akhir pekan ini mengatakan telah menangguhkan kekuasaan dan tugas salah seorang wakil presidennya, yaitu sosialis Yunani, Eva Kaili, sehubungan dengan penyelidikan yang dilakukan Belgia.
Partai sosialis Yunani, PASOK, dalam sebuah pernyataan mengatakan pihaknya telah mengeluarkan Kaili dari jajarannya.
Belum jelas apakah Eva Kaili telah didakwa dalam kasus itu. Kantornya tidak menjawab panggilan telpon atau menanggapi email yang dikirim untuk memberi pandangan tentang kasus ini.
Penggeledahan Berlanjut
Jaksa mengatakan mereka juga menggeledah rumah anggota parlemen Uni Eropa kedua pada hari Sabtu (10/12), namun tidak menahan siapa pun. Anggota Partai Sosialis Belgia Marc Tarabella membenarkan bahwa rumahnya telah digeledah dan komputer serta ponselnya telah disita.
Dalam sebuah pernyataan Tarabella mengatakan, “Sistem peradilan sedang melakukan tugasnya mengumpulkan informasi dan menyelidiki, yang menurut saya sangat normal. Saya tidak menyembunyikan apapun dan saya akan menjawab semua pertanyaan penyelidik.”
Komisioner Ekonomi Eropa Paolo Gentiloni mengatakan kepada stasiun televisi Italia Ray-3 bahwa kasus itu tampaknya “sangat serius.” “Jika dipastikan bahwa ada seseorang yang menerima uang untuk mencoba mempengaruhi opini Parlemen Eropa, hal itu akan menjadi salah satu kisah korupsi yang paling dramatis dalam beberapa tahun terakhir ini,” ujarnya.
Parlemen Eropa minggu ini akan memberi suara atas proposal untuk memperpanjang atau tidak visa bebas perjalanan ke Uni Eropa bagi Kuwait, Qatar, Oman dan Ekuador. Sebagian anggota parlemen itu telah menyarankan untuk menangguhkan debat dan pemungutan suara tentang hal ini. [em/jm]